Puluhan Warga Terdampak di Tasikmalaya Mengungsi
Longsor di wilayah itu juga pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat puluhan warga di Desa Wangunsari, Kabupaten Tasikmalaya, masih mengungsi hingga Kamis (15/10). Puluhan warga itu terdampak kejadian tanah longsor yang terjadi pada Senin (12/10).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, berdasarkan data di lapangan terdapat 16 kepala keluarga (KK) atau 51 jiwa mengungsi. Mereka sementara dipusatkan di tenda pengungsian yang didirikan oleh petugas di sekitar lokasi tanah longsor."Kondisi pengungsi aman di tenda pleton," katanya, Kamis (15/10)
Menurut dia, tanah longsor yang terjadi di wilayah itu pada Senin pagi. Longsor disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Tasikmalaya sejak sehari sebelumnya. Akibat kejadian itu, sebanyak lima rumah rusak dan enam lainnya terancam. Total terdapat 11 rumah di Desa Wangunsari, Kecamatan Bantarkalong, yang terdampak tanah longsor. Warga yang tinggal di rumah yang terancam ikut mengungungsi lantaran takut tertimpa longsor susulan.
Irwan mengatakan, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk kebutuhan makan para pengungsi. Selain bantuan logistik, BPBD juga mendistribusikan kebutuhan sehari-hari warga selama di pengungsian seperti selimut dan lainnya. "Bantuan dari para relawan juga sudah datang. Namun, sekarang pengungsi masih membutuhkan selimut dan pakaian hangat. Sebab di sana mereka tidur di tenda," kata dia.
Sementara untuk penanganan rumah terdampak longsor, Irwan mengatakan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk melakukan kajian terkait kelayakan tanah untuk permukiman. Jika wilayah itu dianggap tak layak untuk ditinggali, warga akan direlokasi ke tempat yang aman. Menurut dia, kajian juga harus dilakukan di tempat tujuan relokasi. "Jangan sampai tanah relokasi juga berpotensi bencana," kata dia.
Irwan menambahkan, berdasarkan keterangan dari perangkat desa setempat, kejadian longsor di wilayah itu juga pernah terjadi beberapa tahun yang lalu. Warga yang terdampak longsor juga sudah direlokasi ke tanah desa. Namun, menurut dia, warga justru kembali ke lokasi sebelumnya karena dekat dengan sawah. "Memang dasarnya susah diberi pengertian," kata dia.
Sementara itu, lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) cabang Tasikmalaya juga ikut memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak bencana tanah longsor di Desa Wangunsari, Kecamatan Bantarkalong. Koordinator Tim Program ACT Tasikmalaya, M Fauzi Ridwan mengatakan, relawannya telah memberikan bantuan logistik kepada warga yang terdampak longsor di Desa Wangunsari.
Bantuan pangan yang didistribusikan berupa beras, minyak, air mineral, minuman sari buah, dan biskuit. Selain itu, ACT Tasikmalaya juga memberikan seperangkat sabun mandi dan pembersih untuk memenuhi kebutuhan warga yang terdampak.
Menurut data yang didapatkan timnya di lapangan, terdapat 16 KK atau 76 jiwa yang saat ini tinggal di tenda darurat karena rumah mereka hancur akibat bencana longsor. "Bantuan pangan ini akan dimanfaatkan oleh mereka yang tinggal di tenda darurat ini," kata dia.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, selama 12-14 Oktober 2020 terjadi 45 kejadian bencana di wilayahnya. Sebanyak 32 kejadian tanah longsor, 12 titik banjir, dan satu kebakaran rumah. Hingga saat ini, petugas BPBD Kabupaten Tasikmalaya masih terus melakukan penanganan bencana di beberapa titik terdampak tanah longsor.