Air Pasang Laut Genangi Sejumlah Kawasan di Tarakan

Wilayah yang terkena air pasang rob di antaranya Karang Anyar Pantai dan Lingkas

Oky Lukmansyah/ANTARA FOTO
Seorang warga duduk di depan rumahnya yang tergenang air rob (banjir pasang air laut)
Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Air pasang laut atau rob menggenangi beberapa lokasi di Tarakan setinggi mata kaki orang dewasa. Dilaporkan di Tarakan Senin malam, jalan utama di Kelurahan Karang Anyar Pantai Tarakan ikut tergenang sehingga sejumlah kendaraan berbalik arah saat menuju kawasan itu.

Baca Juga


Wilayah yang terkena air pasang rob di antaranya Karang Anyar Pantai dan Lingkas. Mereka khawatir kendaraannya mogok atau rusak terkena air asin.

"Air laut naik ini sudah malam ketiga biasanya turun satu sampai dua jam kemudian sudah surut lagi," kata Ratih, salah satu warga Kelurahan Karang Anyar Pantai.

Dia mengatakan, setiap tahun, air pasang tinggi dan naik ke daratan seperti ini. Kawasan yang juga tergenang adalah Jalan Gajah Mada, Tarakan Barat yang masuk hingga jalan raya dan pekarangan rumah warga. Sementara itu, terlihat anak-anak asyik bermain di air laut yang naik ke daratan tersebut.

Prakirawan BMKG Tarakan Raiina F N Annisa mengatakan, air laut naik atau yang biasa disebut pasang air laut merupakan dampak dari interaksi laut, bulan, dan matahari. Saat bulan berada di fase bulan purnama atau bulan baru/bulan mati, maka saat itu akan terjadi pasang naik yang sangat tinggi dan pasang naik yang sangat rendah.

Fenomena air laut naik di wilayah Tarakan juga merupakan dampak dari adanya gravitasi bulan saat fase bulan baru/bulan mati. Saat bulan baru/bulan mati, posisi bumi, bulan, matahari berada di satu garis lurus yang menyebabkan gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan dab matahari, sehingga menyebabkan pasang air laut.

Disebutkan bahwa kondisi tanggal 17 sampai 20 Oktober 2020 di wilayah Perairan Tarakan diprediksi akan terjadi pasang maksimum dengan dua kali pasang naik dan dua kali surut. Diprediksi pasang naik di atas 3 meter diprediksi masih akan terjadi hingga tanggal 22 Oktober 2020.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler