Busana Eksentrik Warnai Mercedes-Benz Fashion Week Russia

10 desainer Indonesia bawa nuansa eksentrik di Mercedes-Benz Fashion Week Russia.

dok ISEF
Belasan perancang busana dan jenama aksesori Indonesia menghadirkan koleksi modest fashion di ajang peragaan busana virtual Mercedes-Benz Fashion Week Russia, Jumat (23/10) petang. Acara merupakan rangkaian dari Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) Sektor Fesyen.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nuansa eksentrik nan cantik hadir dalam koleksi busana modest fashion yang ditampilkan pada peragaan busana virtual "Mercedes-Benz Fashion Week Russia", Jumat (23/10) petang. Seluruh model tampak santun mengenakan busana Muslim yang tertutup.

Semua koleksi tersebut merupakan karya dari 10 perancang busana Indonesia yang berkolaborasi dengan empat jenama aksesori. Para desainer merupakan anggota Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA Indonesia), yang mengikuti ajang tersebut berkat dukungan ISEF Sektor Fesyen.

Salah satu desainer, Vivi Zubedi, menampilkan koleksi dari seri Archipelago, bertajuk "Humbanua". Koleksi menggabungkan kain sasirangan khas Borneo dengan motif sarat makna filosofis dan tenun Sumba yang menggambarkan kekuatan serta keramahan masyarakat Sumba.

Koleksi perancang busana Wignyo mengusung tema "Monochrome", menggunakan kain tenun ATBM motif Houndstooth buatan perajin tenun Sukabumi, Jawa Barat. Dia berkolaborasi dengan Rorokenes yang menampilkan artisan leather bags dengan tema “Urban Weaving”.

"Weaving Heritage" menjadi tema busana dari Agung Bali Collection, yang mengeksplorasi kain tradisional Bali "Endek Seseh" dan "Endek Ikat". Para model di sesi ini mengenakan koleksi kalung dan gelang etnik Dayak berbahan manik cornelin batu alam, buatan Bahalap Handicraft.

Perancang busana lain, Adhy Alie, menampilkan koleksi bertema "Terpikat Ikat" yang menyatukan ragam tenun ikat yang kaya akan warna dan motif menarik, menggunakan teknik patchwork. Rancangan busananya berupa medium coat dan long coat

Berlanjut dengan Roemah Kebaya Vielga dengan koleksi modifikasi kebaya bertema "Dramatic Blossom". Busana tradisi perempuan Indonesia itu berhias ornamen bordir bunga yang dikerjakan dengan mesin manual oleh para perempuan perajin bordir di Payakumbuh, Sumatra Barat.

Terinspirasi dari kebaya bergaya Melayu di Riau, perancang busana Thiffa Qaisty menampilkan koleksi bertema "Dara". Kebaya dimodifikasi dengan sentuhan modern, menggunakan tenun Siak dan batik Riau berbahan viscose, serta detail beads, Swarovski, serta sulaman tangan.

Sementara, koleksi dari IR & IR mengusung tema "Matari". Busana tertutup yang ditampilkan pada sesi tersebut banyak mengeksplorasi kain tradisional songket Deli. Busana hasil adaptasi kultur Melayu Deli tersebut kian cantik dengan sentuhan modern dan simplicity.

Ina Priyono turut ambil bagian lewat koleksi bertema "Portionate". Dia menggunakan batik tulis Lasem yang setiap motifnya merupakan hasil akulturasi dari budaya Cina dan Jawa, serta sentuhan bordir yang diaplikasikan dalam desain yang simpel dan elegan. 

Tema "Adventurous" dipilih Defika Hanum mewakili koleksinya yang menggunakan batik tulis motif abstrak buatan pembatik di Kulon Progo dan Magelang, Jawa Tengah. Defika berkolaborasi dengan PALA Nusantara, jenama jam tangan yang mengeksplorasi motif Nusantara.

Terakhir adalah koleksi dari Anggia X Beadstown. Koleksi busana Anggia bertema "Equilibrium", memadukan daur ulang limbah denim dengan katun bambu dan tenun tradisional. Sementara, aksesori dari Beadstown berupa kalung dan anting yang terinspirasi dari canting.

Semua koleksi yang malam itu diperagakan tersedia untuk dilelang. Pelelangan tertutup berlangsung sejak 23 Oktober sampai 29 Oktober 2020. Hasil donasi yang terkumpul akan disumbangkan untuk kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler