Elon Musk Sebut Nikel Jadi Kunci Mobil Listrik
Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kendaraan listrik semakin menjadi tren di dunia. Berbagai pabrikan kini berlomba-lomba menyediakan mobil listrik.
Saat ini harga mobil listrik memang masih terbilang mahal. Bahan baku dan proses pembuatan baterai diklaim jadi salah satu hal utama yang membuat harga electric vehicle (EV) selalu lebih mahal dibanding mobil konvensional.
CEO Tesla Elon Musk mengatakan nikel adalah tantangan terbesar untuk baterai mobil listrik yang menghasilkan volume daya tinggi dan daya jelajah yang jauh.
"Nikel adalah tantangan terbesar untuk baterai volume besar dan jarak yang jauh. Australia dan Kanada melakukannya dengan cukup baik. Produksi nikel AS secara obyektif sangat timpang. Indonesia hebat," cuit Musk, melalui twiter, pada (27/7) lalu.
Berdasarkan data dari Investingnews yang disematkan Elon Musk di cuitannya, produksi nikel Indonesia mencapai 800 ribu metrik ton (MT). Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia.
Pada awal 2019, dilaporkan bahwa industri nikel Indonesia bisa mengalahkan industri minyak sawit. Minyak sawit merupakan komdoditas ekspor kedua terbesar dari Indonesia.
Di posisi kedua, Filipina dengan produksi mencapai 420 ribu MT. Di posisi ketiga, Rudia dengan 270 ribu MT. New Caledonia berada di posisi keempat dunia dengan total produksi 220 ribu MT. Australia di Posisi kelima dengan produksi 180 ribu MT. Sementara, Amerika Serikat, yang merupakan basis produksi mobil Tesla hanya memproduksi 14 ribu MT ton nikel.
Soal harga mobil listrik yang mahal pun mendapat perhatian serius dari Tesla. Pabrikan Amerika itu pun mencari cara untuk dapat menghadirkan EV dalam harga murah.
Dilansir dari Car and Driver pada Jumat (25/9), Musk berencana akan menghadirkan produk yang dipasarkan dengan harga sekitar 25 ribu dolar AS atau sekitar Rp 360 jutaan. Demi menghadirkan EV murah, Tesla pun saat ini masih terus melakukan sejumlah pengembangan. Ditargetkan, EV murah itu akan hadir tiga tahun lagi.