Sidebar

Australia Protes Pemeriksaan Paksa Penumpang Qatar Airways

Tuesday, 27 Oct 2020 12:09 WIB
Australia protes pemeriksaan paksa Qatar atas penumpang Qatar Airways Qatar Airways.

IHRAM.CO.ID, SIDNEY – Australia pada Senin (26/10) mengecam perlakuan otoritas Qatar terhadap penumpang perempuan dalam penerbangan menuju Sydney. 

Baca Juga


Semua perempuan harus menjalani pemeriksaan internal setelah penemuan bayi yang baru dilahir, ditemukan ditinggalkan di bandara Doha. 

Para wanita tersebut, termasuk 13 warga Australia, diperiksa di Bandara Internasional Hamad pada 2 Oktober setelah penerbangan Qatar Airways 908 ke Sydney ditunda.   

Departemen Urusan Luar Negeri Australia menyatakan, bahwa perlakuan pemeriksaan terhadap seluruh perempuan  dianggap sebuah tindakan tidak pantas. Karena mereka melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan persetujuan tanpa paksaan.  

"Ini adalah serangan yang sangat, sangat mengganggu, dan mengkhawatirkan," kata Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne dilansir dari English Alarabiya, Senin (26/10).  

“Ini bukan sesuatu yang pernah saya dengar terjadi dalam hidup saya, dalam konteks apa pun. Kami telah membuat pandangan kami sangat jelas kepada otoritas Qatar tentang masalah ini," ujar Payne.  

Australia akan menunggu laporan dari pemerintah Qatar, sebelum pihaknya menentukan langkah selanjutnya. Masalah tersebut telah dilaporkan ke Polisi Federal Australia.  

Pihak bandara tidak mengakui adanya pemeriksaan paksa tersebut. Sedangkan berdasarkan laporan Seven Network News, semua penumpang perempuan diperiksa di dalam ambulans yang diparkir di landasan. 

Wolfgang Babeck, yang pulang ke Australia dalam penerbangan tersebut, mengatakan seluruh penumpang perempuan dibawa dari pesawat tanpa memandang usia mereka.  

“Ketika para perempuan kembali, banyak dari mereka atau mungkin semuanya kesal. Salah satu dari mereka bahkan menangis, seorang perempuan yang lebih muda, dan orang-orang tidak percaya apa yang telah terjadi," kata Babeck.  

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka harus melepas pakaian dalam mereka atau pakaian mereka dari bawah dan kemudian diperiksa apakah mereka telah melahirkan," tambah Babeck.  

Para penumpang tersebut saat ini tengah menjalani masa karantina dan berada di hotel selama 14 hari di Sydney sebagai bagian dari tindak pencegahan penyebaran virus korona. Qatar airways dan pemerintah Qatar tidak menanggapi pertanyaan dari The Associated Press. 

Di Qatar, seperti kebanyakan negara di Timur Tengah, seks di luar nikah adalah tindakan kriminal. Buruh perempuan migran di masa lalu, menyembunyikan kehamilan mereka dan mencoba bepergian ke luar negeri untuk melahirkan. Yang lainnya meninggalkan bayi mereka untuk menghindari penjara.  

Menurut pejabat bandara dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke The Associated Press, bayi itu sendiri saat ini masih belum teridentifikasi dan sedang dirawat pekerja medis dan sosial. Profesional medis prihatin dengan kesehatan ibu yang baru melahirkan tersebut dan telah meminta untuk segera ditemukan  

“Orang-orang yang memiliki akses ke area spesifik bandara tempat bayi yang baru lahir ditemukan diminta untuk membantu dalam pertanyaan tersebut,” tambah pernyataan itu.   

Berita terkait

Berita Lainnya