Pertamina Lanjutkan Proyek Strategis Sektor Energi
Selain kilang, Pertamina memastikan keandalan fasilitas penyimpanan dan distribusi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) memastikan investasi di proyek strategis yang dijalankan pada seluruh lini bisnis tetap berjalan untuk masa depan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, kendati diterpa triple shock di masa pandemi Covid 19 dan menyebabkan kendala di lapangan, Pertamina tetap berkomitmen untuk menjalankan proyek strategis di sektor energi.
Beberapa proyek strategis di hulu, tambah Fajriyah, seperti Proyek Jambaran-Tiung Biru yang dikelola PT Pertamina EP Cepu saat ini terus berjalan. Saat ini telah berhasil dilakukan perforasi secara rigless dengan Smart Coiled Tubing Unit di Jambaran East dan juga telah dilakukan pengeboran dua sumur di Jambaran Central.
"Proyek ini akan memproduksi gas dari lapangan unitisasi Jambaran-Tiung Biru dengan produksi rata-rata penjualan gas sebesar 192 MMSCFD dengan target gas onstream pada 2021", ungkap Fajriyah.
Selain itu, kegiatan di lepas pantai utara Jawa Barat yang dilakukan oleh PHE ONWJ terus berlangsung. Setelah selesai pengeboran sumur KLD-1, proyek pengembangan KLD ONWJ saat ini masuk pada tahap pengeboran sumur KLD-3. Proyek ini ditargetkan dapat berkontribusi dalam penambahan cadangan dan produksi pada Desember 2020.
Di sektor bisnis lainnya, tambah Fajriyah, Pertamina juga terus melanjutkan realisasi pada proyek pengembangan dan pembangunan kilang di bawah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). Salah satunya adalah proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-lawe yang merupakan salah satu proyek terbesar Pertamina dengan nilai mencapai 6,5 miliar dolar AS.
Proyek ini akan meningkatkan kapasitas kilang, memperbaiki kualitas produk dan menurunkan harga pokok produksi BBM, yang mendorong peningkatan devisa dan penerimaan pajak.
"Saat ini proyek RDMP Balikpapan telah mencapai 22,26 persen per 22 Oktober 2020, berjalan dengan protokol kesehatan yang ketat, disamping juga turut mendorong program pemulihan ekonomi karena menyerap lebih dari 5.000 tenaga kerja," kata dia menjelaskan.
Selain itu, untuk memastikan tersedianya fasilitas penyimpanan dan distribusi yang andal di masa depan, Pertamina juga terus menjalankan proyek infrastruktur tangki timbun baik di Terminal BBM, Terminal LPG maupun di DPPU serta melakukan perawatan terhadap 280 kapal.