Saudi Lirik Pengembangan Potensi Kopi di Wilayah Jazan
IHRAM.CO.ID, JAZAN – Arab Saudi mulai melirik potensi kopi di Al-Qotail, Provinsi Al-Daair, wilayah Jazan. Wilayah ini diketahui sebagai wilayah pegunungan yang terletak di perbatasan Arab Saudi dengan Yaman.
Dilansir di Arab News, Kamis (5/11), di pegunungan perbatasan selatan Arab Saudi dengan Yaman, terdapat sebuah desa dengan merek kopi yang waktu panennya telah tiba. Dengan 15 ribu pohon kopi, wilayah Jazan adalah basis Jabaliyah yang merupakan sebuah usaha bisnis Saudi yang bertujuan untuk membawa biji kopi sederhana ke konsumen mewah di mana pun berada.
Biji khowlani (kopi) yang tumbuh telah lama menjadi bagian dari warisan wilayah ini, tetapi baru belakangan ini berkembang menjadi industri yang layak berkat dukungan ganda dari pemerintah dan sektor swasta.
Salah satu pendiri Jabaliyah Ali Al-Sheneamer yang juga menjadi nama dari merek kopi pertama yang berasal secara eksklusif di Arab Saudi. Dia mengatakan bahwa meskipun mereka hanya tim kecil, mereka memiliki rencana ambisius untuk berkembang dari tinggi menjadi grande.
“Kami memulai ini beberapa tahun yang lalu dengan Mango Jazan. Kami yakin kami telah menciptakan merek yang bagus,” kata Al-Sheneamer.
Ucapannya itu mengacu pada usaha buah tropis mereka sebelumnya. Sekarang tim Al-Sheneamer telah mengarahkan pandangannya pada potensi penanaman kopi yang melimpah di kawasan tersebut.
“Selanjutnya kami mendapatkan Jabaliyah. Dan masih banyak lagi (biji kopi yang diproduksi) yang akan datang di masa depan dari wilayah Jazan dan wilayah lain di Arab Saudi,” ungkapnya.
Biji kopi telah ditanam di pegunungan Jazan yang diselimuti awan selama ratusan tahun. Hingga saat ini, industri pertanian kecil hanya melayani konsumsi lokal. Namun berkat dukungan pemerintah untuk petani lokal, pertanian di kawasan ini berkembang pesat.
“Aramco juga melakukan program yang bagus, mendidik petani tentang metode irigasi terbaik, bagaimana meningkatkan kualitas. Jadi, kami telah melihat perkembangan pesat selama lima hingga tujuh tahun terakhir dalam penanaman biji kopi,” kata Al-Sheneamer.