Legenda Lokal Penghasil Kopi di Selatan Saudi
IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Seorang ibu di Arab Saudi mengubah kegemarannya untuk menanam pohon kopi Khawlani menjadi sebuah usaha bisnis keluarga. Jamilah Salem Al-Maliki telah merawat pohon-pohon kopi Khawlani di lahannya di wilayah Jazan selama beberapa dekade. Ibu berusia 75 tahun itu mengikuti praktik tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Biji kopi Khawlani telah dibudidayakan di tanah subur di kawasan itu selama ratusan tahun dan dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Kini, keterampilan Al-Maliki telah ditiru oleh delapan putrinya yang saat ini membantu menjalankan bisnis pertanian keluarga.
Setiap pagi setelah fajar, para wanita dengan penuh kasih merawat lebih dari 300 pohon yang tumbuh di petak-petak di desa mereka. Mirip dengan banyak petani kopi di Jazan, Al-Maliki mempelajari perdagangan kopi sejak usia muda dengan mengamati orang lain dan melalui pengalaman praktis langsung.
Terlepas dari usianya yang sudah menua, namun Al-Maliki masih membajak tanah, memotong daun, memanen bijinya, dan mengeringkannya sebelum dijual ke pasar. Al-Maliki berasal dari provinsi Al-Dayer Bani Malek. Ia telah menjadi semacam legenda lokal di komunitas penghasil kopi di selatan Kerajaan.
Hubungannya dengan pepohonan bermula dari perasaan alami di daerah di mana akar keluarganya turun-temurun. Selama bertahun-tahun, dia terus mengembangkan pertaniannya dan sekarang memiliki delapan perkebunan yang didedikasikan untuk menumbuhkan pohon favoritnya.
Al-Maliki mengatakan, bahwa dia menganggap pohon kopi itu "suci" dan akan melakukan apapun untuk melindungi mereka. Keluarganya awalnya hanya menggunakan hasil pertanian untuk konsumsi rumah tangga dan untuk berbagi dengan kerabat dan teman di desa.
"Dulu sangat memalukan untuk memperdagangkan biji kopi dan malah disajikan sebagai hadiah kepada kerabat dan tamu yang berkunjung dari luar daerah, sebuah tradisi dan adat setempat," katanya kepada Arab News, dilansir Ahad (8/11).
Namun, biji kopi Khawlani kini telah menjadi produk yang dikonsumsi secara global. Ledakan permintaan internasional untuk kopi telah membantu meningkatkan ekonomi lokal dan banyak pertanian telah berkembang menjadi operasi manufaktur skala besar. Al-Maliki mengatakan, dia sepenuhnya berniat untuk terus mengembangkan bakat pertaniannya.
"Saya ingin memiliki informasi paling akurat yang memastikan perawatan pohon kopi dan mempelajari cara-cara untuk melindunginya," tambahnya.
Sementara itu, Kementerian Pertanian Saudi cabang provinsi menjalankan kursus dan lokakarya untuk membantu para petani mengasah kemampuan teknik mereka. Al-Maliki berharap dapat menghadiri sesi tersebut di masa mendatang.
Dengan meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, dia juga berharap akan bisa bersaing memperebutkan hadiah uang senilai 3 juta Riyal (800.000 dolar) dalam skema penghargaan bisnis Jazan. Pertanian Al-Maliki ini terbuka untuk pengunjung yang dapat menyaksikan kegiatan pertanian kuno yang dilakukan dengan menggunakan alat tradisional. (Kiki Sakinah)