Busana Kamala Harris Lambangkan Dukungan untuk Perempuan
Kamala Harris memakai pantsuit serbaputih saat pidato kemenangannya.
REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Wakil Presiden Amerika Serikat terpilih Kamala Harris memilih busananya dengan cermat saat pidato kemenangan di Wilmington, Delaware, Sabtu (7/11) malam. Busana itu dia dedikasikan untuk mendukung gerakan perempuan.
Harris tidak memakai sepatu Converse Chuck Taylors kesukaannya seperti saat berkampanye. Khusus untuk hari itu, dia mengenakan pantsuit (setelan blazer dan celana serasi) serbaputih, berpadu dengan sepatu hak tinggi warna nude.
Pantsuit itu dibuat oleh perancang busana Wes Gordon, Direktur Kreatif di label Carolina Herrera. Rancangan tersebut merupakan penghormatan untuk gerakan suffragette, serta perjuangan berkelanjutan untuk hak-hak perempuan.
Pada awal 1900, organisasi politik Partai Nasional Perempuan, memilih putih sebagai salah satu warna identitas mereka, selain emas dan ungu. Putih melambangkan kemurnian, sedangkan emas dan ungu mewakili "cahaya kehidupan" dan "kesetiaan".
Menurut National Park Service, suffragist sering digambarkan sebagai "maskulin dan jelek". Mereka mengenakan gaun putih selama pawai untuk melawan stereotip anti-hak pilih dan menggambarkan feminitas dan kemurnian dari gerakan mereka.
Dalam pidatonya, Harris mengatakan, para penggerak itu membuka jalan baginya untuk menjadi perempuan pertama dan sosok kulit berwarna pertama yang menjadi wakil presiden AS. Dia memberikan penghormatan untuk semua perempuan tersebut.
Selama lebih dari satu abad belakangan, para perempuan itu disebutnya mengamankan dan melindungi hak memilih lewat Amandemen ke-19 dan Undang-Undang Hak Pilih. Begitu pula generasi perempuan di masa kini yang memberikan suara dan melanjutkan perjuangan.
"Malam ini, saya merenungkan perjuangan mereka, tekad mereka, dan kekuatan visi mereka, untuk melihat apa yang tidak terbebani oleh apa yang telah terjadi, saya berdiri di pundak mereka," ucap Harris.
Dia juga berterima kasih kepada petugas Pemilu di seluruh negeri yang tanpa lelah bekerja memastikan semua suara dihitung dengan cermat. Ia menyebut, bangsa Amerika berhutang budi kepada mereka, yang telah melindungi integritas demokrasi.
"Dan kepada orang-orang Amerika yang membentuk negara kita yang indah, terima kasih telah memberikan jumlah yang sangat banyak untuk membuat suara Anda didengar. Dan saya tahu beberapa bulan terakhir, terutama, telah menjadi waktu yang menantang," tuturnya.
Hal serupa dengan yang dilakukan Harris pernah terjadi pada 2016. Banyak pemilih mengenakan pakaian putih untuk memberikan suara mereka untuk calon presiden perempuan pertama di AS, Hillary Clinton, dan memopulerkan tagar #wearwhitetovote.
Clinton juga mengenakan busana dengan warna putih ketika menerima nominasi Demokrat sebagai presiden pada Juli 2016. Busana berwarna sama kembali dia pakai pada debat presiden ketiga 2016 silam, dikutip dari laman People, Selasa (10/11).