Sidebar

Trump Terburuk, Tapi Biden tak Ubah Kebijakan AS Pada Israel

Thursday, 12 Nov 2020 05:45 WIB
Polisi perbatasan Israel mendorong seorang wanita Palestina saat membubarkan jurnalis dan petani menggunakan granat kejut dan gas air mata, di desa Burqa Tepi Barat, Timur Ramallah, Jumat, 16 Oktober 2020. Warga Palestina bentrok dengan polisi perbatasan Israel di Tepi Barat pada hari Jumat. selama upaya mereka untuk mencapai dan memanen kebun zaitun mereka di dekat pos terdepan pemukim Yahudi.

IHRAM.CO.ID, -- Pemimpin Hizbullah Lebanon mengatakan pada hari Rabu kemarin (11/10)bahwa dia senang dengan "kejatuhan yang memalukan" dari Presiden AS Donald Trump. Namun ia mendesak kepada sekutu regionalnya untuk tetap waspada terhadap "kebodohan" AS atau Israel selama sisa masa jabatannya.


Hassan Nasrallah, dalam pidatonya yang disiarkan televisi, menggambarkan pemerintahan Trump sebagai "di antara yang terburuk, jika bukan yang terburuk" di Amerika Serikat. Namun dia mengatakan bahwa presiden AS yang baru tidak akan mengubah kebijakan pro-Israel Washington di Timur Tengah.

Dia menambahkan bahwa sanksi AS yang dijatuhkan pada sekutunya Gebran Bassil, seorang politikus Kristen Lebanon yang berpengaruh, ditujukan untuk memberikan tekanan politik.

Amerika Serikat pekan lalu memasukkan Bassil yang juga menantu presiden Lebanon, ke dalam daftar hitam, atas tuduhan korupsi dan hubungan dengan Syiah Hizbullah yang didukung Iran yang dianggap Washington sebagai kelompok teroris.

Berita terkait

Berita Lainnya