Kinerja Pasar Saham Domestik Berpeluang Positif Tahun Depan

Perkembangan vaksin jadi kunci penguatan kinerja saham.

Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Kinerja pasar saham Indonesia dinilai berpeluang mengalami pertumbuhan positif di 2021 mendatang.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja pasar saham Indonesia dinilai berpeluang mengalami pertumbuhan positif di 2021 mendatang. Hal tersebut salah satunya ditopang oleh kinerja keuangan emiten yang menunjukkan perbaikan di kuartal III tahun ini. 


Sejauh ini total laba bersih kuartal ketiga membukukan pemulihan yang cukup baik dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, tumbuh 35 persen secara kuartalan dan koreksinya secara tahunan mengecil menjadi sekitar 30 persen.

Jumlah emiten yang berhasil membukukan laba di atas ekspektasi juga meningkat. "Tren pemulihan pertumbuhan earnings perusahaan ini sejalan dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik," kata Portfolio Manager - Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Andrian Tanuwijaya, Senin (16/11).

Faktor lainnya yang mendukung pertumbuhan yaitu kurva Covid-19 yang cenderung melandai baik dari tingkat infeksi dan tingkat kematian. Perkembangan positif distribusi vaksin diharapkan dapat memberikan sentimen yang positif terhadap ekonomi riil dan pasar finansial.

Selain itu, pertumbuhan turut didukung oleh pengesahan Omnibus Law. Menurut Andrian, reformasi regulasi ini berpotensi menjadi sumber baru pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah hingga panjang khususnya di bidang investasi. 

Namun, eksekusi dan implementasi yang konsisten menjadi sangat penting. Regulasi ini juga membutuhkan peraturan pendukung yang kuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Di samping itu, pertumbuhan pasar saham akan didukung oleh valuasi pasar saham Indonesia yang cukup menarik, baik dibandingkan secara historis maupun relatif terhadap kelas aset lainnya. "Hal tersebut berpotensi mendorong penguatan pasar saham lebih tinggi lagi," tutur Andrian.

Dari sisi eksternal, pertumbuhan pasar saham domestik didukung oleh hasil dari pemilu Amerika Serikat (AS). Meski diperkirakan tidak menghilangkan ketegangan geopolitik sepenuhnya terkait dengan konflik dagang, besar kemungkinan pendekatan yang dilakukan akan lebih tidak konfrontatif dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya

"Hal ini membuat gejolak pasar terutama di negara berkembang akan berkurang," terang Andrian.

Di sisi lain, Andrian melihat, terdapat beberapa risiko yang harus dicermati para investor. Perkembangan vaksin merupakan salah satu faktor utama pemicu optimisme pasar karena diyakini dapat menjadi solusi penyebaran pandemi dan mengembalikan aktivitas kehidupan dan ekonomi menjadi lebih normal. Penundaan ketersediann vaksin akan menjadi sentimen negatif bagi pasar saham. 

Sentimen negatif lainnya implementasi omnibus law yang tidak dijalan dengan baik. Jika peraturan pendukung tidak keluar tepat waktu dan tepat sasaran maka dapat menganggu pemulihan ekonomi karena dibutuhkan peraturan pendukung yang kuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Di samping itu penolakan publik yang berlarut-larut juga dapat mengganggu aktivitas ekonomi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler