Anies Baswedan menjadi imam sholat Maghrib di sela menjalani pemeriksaan selama sembilan jam di Polda Metro Jaya (17/10).
IHRAM.CO.ID, -- Selama pemeriksaan di Polda Metro Jaya selama 9,5 jam untuk menjawab 33 pertanyaan terkait kerumunan massa di kediaman Habib Riziek sepekan silam, sosok Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan terus mendapat perhatian publik. Apalagi semenjak pagi media massa terus menungguinya selama dia diperiksa. Televisi dan tanyangan media sosial selalu mengabarkan proses itu secara langsung.
Namun, agak berbeda dengan itu, kali ini publik dibuat penasaran bacaan shalat Anies kala menjadi imam sholat Maghrib di sela acara pemeriksaan. Anies membaca shalat Al-Insyirah. Dia media sosial publik ramai memperbincangkannya.
Terkait surat itu, ternyata ada hal yang menarik perlu dipahami mengapa Anies membaca surat tersebut. Ternyata surat itu bermakna meminta petunjuk dan pertolongan kepada Allah Swt saat terjadi kesulitan.
Lebih khusus lagi, dengan mengutip kajian soal 'asbabun nuzul' (penyebab turunnya surat) dari umma.id diketahui begini, 'Tafsir Surah Al-Insyirah: Satu Kesulitan Direspons dengan Dua'.
Begini kajian 'Asbabun nuzul' surat tersebut:
----------------
Seorang manusia tak lepas dari berbagai cobaan dan kesulitan. Musibah yang terus berdatangan adakalanya sebagai ujian, cobaan, bahkan alarm untuk kembali ke jalan yang benar. Kerapkali ujian dinisbahkan pada hal-hal negatif, padahal ada juga ujian yang Allah berikan dalam bentuk kebahagiaan misal harta melimpah, jabatan tertinggi, keluarga sakinah mawaddah warahmah, dan sejenisnya. Oleh sebab itu, manusia yang diberi ujian kemudian meresponnya dengan persepsi yang baik akan melahirkan kebaikan pula, dan sebaliknya.
Banyak ijazah yang diberikan oleh para kyai untuk mengatasi persoalan hidup di antaranya adalah membaca surah al-Insyirah 9 kali selepas shalat fardhu. Surah al-Insyirah adalah surah ke-94 di dalam al-Qur’an dan surah ke-12 yang diterima oleh Nabi.
Surah al-Insyirah terdiri dari 8 ayat, surah yang mengatakan tentang penegasan nikmat-nikmat Allah swt diberikan pada Nabi Muhammad saw. dan umatnya, serta pernyataan bahwa di dalam kesukaran satu paket dengan kemudahan. Tentang surah ini, terjadi khilaf di antara para ulama mengenai apakah tergolong surah Makkiyah atau Madaniyah.
Menurut Abduh, surah ini Makkiyah (diturunkan di Mekkah). Sedangkan ‘Aisyah Abdurrahman dalam at-Tafsir al-Bayani li al-Qur’ani al-Karim, surah ini dikategorikan Madaniyah. Al-Biqa’i mengatakan bahwa surah ini Madaniyah berdasarkan pemahaman dari ketetapan “kelapangan dada” dan sesudahnya. Surah ini turun sesudah al-Duha dan dirangkai bahwa al-Duha dan al-Insyirah termasuk kategori satu surah dikarenakan adanya munasabah (kaitan) yaitu kaitan menghitung nikmat yang terdapat dalam surah al-Duha.