Keluarga Nobby Stiles Desak Kasus Demensia Skuat Inggris

Keluarga mendiang Nobby Stiles kasus demensia dalam skuat Inggrs 1966.

EPA-EFE/Paul Ellis
Gelandang Manchester United dan Inggris, Nobby Stiles.
Rep: Rahmat Fajar Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keluarga mendiang Nobby Stiles, salah satu skuat Inggris yang memenangkan Piala Dunia 1966 mendesak pihak berwenang agar menyelidiki skandal demensia dalam permainan sepakbola profesional. Itu karena banyak pahlawan Inggris di masa lalu sedang berjuang keras dari demensia setelah pensiun. Stiles meninggal bulan lalu di usia 78 tahun.

Baca Juga


Stile didiagnosis menderita demensia begitu juga rekan satu timnya seperti Ray Wilson, Jack Charlton dan terbaru legenda Manchester United Bobby Charlton. Putra Stiles, John Stiles mempertanyakan sikap federasi mengenai kasus tersebut disaat Liga Inggris mendapatkan pemasukan 3 miliar Poundsterling setiap tahun.

“Bagaimana mungkin benar bahwa beberapa pahlawan tahun 1966 harus menjual medali mereka untuk menafkahi keluarga? Bagaimana bisa para pemain ini dibiarkan membutuhkan bantuan ketika serikat mereka sendiri memiliki puluhan juta pound yang tersedia?,” kata John, dilansir dari reuters, Rabu (18/11).

Pahlawan-pahlawan itu, menurutnya kini telah dilupakan dan banyak diantara mereka mengalami pesakitan. Karena itu, John berharap kematian ayahnya menjadi pembuka mata agar skandal tersebut bisa ditangani.

Asosiasi Pesepakbola Profesional menyatakan telah mengevaluasi peningkatan layanan dan perawatan kepada mereka. Asosiasi tersebut akan bekerjasama dengan keluarga pemain dengan tujuan bisa membantu pahlawan Inggris itu.

Pencetak hattrick Inggris pada final Piala Dunia 1966, Geoff Hurst mengatakan sering menyundul bola saat latihan itu berbahaya. Menurutnya anak-anak tak boleh melakukannya hingga mereka dewasa.

"Bahaya bagi saya adalah berapa kali Anda menyundul bola dalam latihan dan bukan dalam pertandingan. Kembali, saya tidak akan berlatih. Saya akan hentikan itu besok,” kata Hurst.

“Dan lihatlah anak-anak, otak mereka tidak semaju orang dewasa. Saya tidak berpikir berhenti menyundul akan merusak kualitas sepak bola akar rumput untuk anak-anak,” ia menambahkan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler