WJIS 2020 Hasilkan Investasi Capai Rp 256 Triliun 

Selain mendongkrak turisme dan infrastruktur, WJIS 2020 jadi pintu perdagangan/UMKM.

ANTARA/M Agung Rajasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (tengah) menekan tombol peresmian didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto (ketiga kanan), Bupati Majalengka Karna Sobahi (keempat kiri) dan beberapa perwakilan Kepala Daerah saat pembukaan West Java Investment Summit 2020 di Bandung, Jawa Barat, Senin (16/11/2020). Bank BJB mendukung penuh kegiatan investasi dan pembangunan kawasan Metropolitan Rebana (Cirebon, Subang, Majalengka) di wilayah utara Jawa Barat untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Rep: Arie Lukihardianti Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, 


 

BANDUN --- Meski dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19, West Java Investment Summit (WJIS) 2020 mencatatkan komitmen dan transaksi yang cukup fenomenal. WJIS 2020 dapat mendongkrak nilai investasi Jabar sepanjang tahun ini menjadi Rp 380 triliun.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jawa Barat Herawanto, dari total nilai tersebut, sekitar Rp 256 triliun datang dari WJIS meski sebagian besar masih dalam status dana yang disiapkan. Namun, sudah ada Rp 4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi. 

“Ini di luar dugaan. Meskipun ada COVID-19 tapi melalui WJIS ada komitmen – komitmen baru. Yang sudah masuk Rp 4,1 triliun, kita hitung dua hari ini bisa sampai Rp 5-5,5 triliun. Sisanya ready to offer,” ujar Herawanto kepada wartawan, di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Selasa malam (17/11). 

WJIS 2020 merupakan penyelenggaraan kedua yang dilakukan Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat. WJIS 2020 dilakukan dua hari 16-17 November 2020 yang bertujuan mendongkrak investasi di Jabar. 

KPwBI Jabar, kata dia, terus mendorong Pemprov Jabar karena provinsi ini paling kompetitif di Indonesia. Menurutnya, indeks daya saing ekonomi Jabar lima tahun terakhir angkanya 4,6 dengan saingan terdekat Yogyakarta di angka 4,8 dan Jawa Tengah di angka 5. Dengan fakta ini berarti Jabar sejajar dengan Thailand dan Filipina. 

“Jabar comparable dengan kedua negara ini, inilah yang dilihat oleh investor,” kata Herawanto.  

Herawanto berpesan, agar Pemprov Jabar dapat memaksimalkan event WJIS dengan menjaga investor tetap menanamkan modalnya di Jabar. Menurutnya, hal penting yang harus dijaga adalah investasi dan komitmen. Realisasi akan sangat bergantung dari kesiapan tempat investasi. 

Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat Noneng Komara, proyek yang siap ditawarkan (ready to offer) dalam WJIS peminatnya mencapai 1.443 investor di mana masing-masing proyek ada sekitar 100 partisipan yang meminta. 

Noneng mengatakan, selain mendongkrak turisme dan infrastruktur, WJIS 2020 juga menjadi pintu perdagangan dan UMKM. “Highlight  WIJS 2020 adalah pariwisata dan perdagangan. Pada masa pandemi ini, WJIS ini akan sangat mudah dimasuki (perdagangan) oleh UMKM,” kata Noneng. 

Noneng pun, mengapresiasi komitmen KPwBI Jawa Barat untuk menyelenggarakan WJIS, yang memungkinkan tujuh kepala daerah kab/kota sepakat dengan gubernur membentuk Rebana Metropolitan. 

“Jadi dalam WJIS kita bukan bilang marilah datang, tapi marilah bangun tempat yang indah,” katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler