Kasus Covid-19 Kembali Muncul di Warung Makan Yogyakarta

Klaster Covid-19 muncul dari sebuah warung mi dan nasi goreng di Kota Yogyakarta

Pixabay
Ilustrasi Covid-19
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Penularan Covid-19 di warung makan kembali terjadi di Kota Yogyakarta. Kali ini berasal dari warung yang menjual berbagai menu mi dan nasi goreng. Dengan demikian warung tersebut akan ditutup hingga akhir November apabila tidak ada rentetan temuan kasus baru.

“Warung langsung ditutup pada 7 November setelah penjual terkonfirmasi positif Covid-19 dan langsung dilakukan upaya tracing terhadap kontak erat,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Rabu.

Dari hasil tracing ditemukan 16 kontak erat pedagang yaitu keluarga dan karyawan. Kemudian dilakukan uji usap dan diketahui tujuh orang terkonfirmasi positif Covid-19 serta sembilan lainnya dinyatakan negatif.

“Warung makan ini memiliki banyak pelanggan. Setiap hari ramai. Oleh karenanya, masyarakat yang merasa menjadi konsumen di warung makan ini mulai 24 Oktober sampai 7 November diminta melapor ke Puskesmas,” katanya.

Jika tidak ada perkembangan atau temuan kasus terkonfirmasi positif baru dari warung makan tersebut, warung yang terletak di Jalan Suryotomo tersebut bisa dibuka kembali akhir November.

“Kasus yang sama pernah muncul pada September yaitu di warung soto. Hanya, kontak erat dari pedagang hampir seluruhnya adalah keluarga dan karyawan yang tinggal di kompleks rumah yang sama,” jelas Heroe.

Sedangkan untuk kasus di warung mi tersebut, pedagang adalah warga Kabupaten Bantul tapi sehari-hari bekerja di Kota Yogyakarta. "Untuk karyawan, tidak tinggal di kompleks rumah yang sama,” katanya.

Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id, pada Rabu (18/11) terdapat tambahan 20 kasus terkonfirmasi positif. Sebanyak 10 pasien dinyatakan sembuh atau selesai menjalani proses isolasi mandiri. Dengan demikian, hingga saat ini terdapat 111 kasus Covid-19 aktif di Kota Yogyakarta, 510 pasien sembuh, dan 26 pasien meninggal dunia.

“Sebagian besar masih didominasi penularan dalam keluarga dengan sebagian besar pasien adalah pasien yang tidak menunjukkan gejala apa pun. Selain dirawat di shelter, ada pasien tanpa gejala yang menjalani isolasi mandiri di rumah,” terang Heroe.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler