Muhammadiyah Imbau Pengajian Ditiadakan Sementara

Muhammadiyah imbau pengajian atau majelis taklim ditiadakan sementara

Wahyu Suryana.
Sekretaris PP Muhammadiyah, Dr Agung Danarto
Rep: Zainur mahsir Ramadhan Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Agung Danarto mengimbau, agar umat bisa bersabar dan tidak membuat kerumunan terlebih dahulu. Utamanya, segala bentuk kerumunan yang bisa menimbulkan penularan Covid-19.

‘’Apabila tidak bisa dihindari, umat supaya bisa melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat,’’ ujar dia kepada Republika, Kamis (19/11).

Ia menambahkan, hal serupa juga harus dilakukan pada aktivitas pengajian atau majelis taklim. Umat, kata dia, harus mengutamakan keamanan dan kesehatan dengan protokol yang ada sedemikian rupa.

‘’Bahkan, kalau memungkinkan, pengajian dan majelis taklim agar dilakukan secara daring. Atau bisa ditiadakan terlebih dahulu,’’ katanya.

Dia melanjutkan, aktivitas keagamaan yang berpotensi mengumpulkan orang banyak supaya dipertimbangkan alternatif lainnya. Misalnya, diganti dengan kajian-kajian yang dilakukan secara mandiri.

‘’Bila pandemi Covid-19 sudah berlalu, maka nanti kita semarakkan lagi pengajian dan majelis taklim.’’ ungkap dia.

Ungkapan itu, ia utarakan setelah pendakwah kondang, Mamah Dedeh diketahui terinfeksi Covid-19. Hingga kini, Mamah Dedeh dikabarkan dirawat di salah satu rumah sakit daerah Ciputat, namun, kondisinya saat ini baik-baik saja.

Sejumlah pendakwah pun diketahui membatalkan acaranya. Seperti Maulid Akbar di Kota Pekalongan pada tanggal 18 hingga 22 November 2020 dibatalkan. Setelah melalui pertimbangan matang, Habib Luthfi bin Yahya akhirnya mengumumkan kalau acara Maulid Akbar diundur sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.

"Maulid Akbar di Kanzus Sholawat diundur sampai pemberitahuan lebih lanjut. Saya atas nama pribadi, dengan penuh pertimbangan, tidak ada tekanan dari pihak mana pun, mohon maaf sebesar-besarnya," kata Habib Luthfi Selasa (17/11) malam.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler