Petugas Barak Pengungsian Merapi Dites Cepat Covid-19

Petugas yang ada di barak pengungsian Merapi di-screening covid-19.

ANTARA/Anis Efizudin
Sejumlah relawan memasak menggunakan tungku tanah berbahan bakar arang di dapur umum tempat pengungsian Gunung Merapi Desa Banyurojo, Mertoyudan, Magelang, Jateng, Senin (23/11/2020). Untuk menghemat bahan bakar saat memasak bagi pengungsi Merapi, relawan bersama BPBD setempat menggunakan arang sebagai bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan dibanding menggunakan gas elpiji.
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Petugas yang ada di barak pengungsian Merapi di-screening untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di tempat pengungsian. Termasuk screening terhadap relawan yang memiliki kontak langsung dengan pengungsi.

Koordinator Kesehatan Satgas Covid-19 Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, screening dilakukan dengan rapid diagnostic test (RDT). Screening dimaksudkan agar kasus Covid-19 diketahui dengan cepat dan tidak menimbulkan klaster baru di tempat pengungsian.

"Dilakukan screening kepada relawan, petugas atau siapapun yang terlibat dalam penanganan pengungsi. Dilakukan rapid test dan hasilnya negatif (non reaktif) sampai saat ini. Mudah-mudahan seterusnya negatif," kata Joko yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman tersebut dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Republika.co.id secara virtual, Selasa (24/11).

Hingga saat ini, barak pengungsian yang dioperasikan hanya satu yaitu di Desa Glagaharjo. Walaupun begitu, barak pengungsian lainnya juga telah disiapkan, seperti di Desa Gayam, Argomulyo, Cangkringan, Sleman.

Joko menyebut, barak pengungsian yang disiapkan jauh dari ditemukannya kasus positif Covid-19. Hingga saat ini, kasus positif di Sleman masih terus bertambah.

Bahkan, secara keseluruhan Sleman sendiri sudah menjadi zona merah Covid-19. Walaupun begitu, tidak semua kecamatan di Sleman yang masuk dalam kategori zona merah Covid-19.

"Kami mengharapkan lokasi pengungsian di Glagaharjo saja dulu (yang diisi), sambil di Gayam disiapkan. Barak pengungsian di Gayam ini jauh dari lokasi ditemukannya kasus Covid-19, kalau mau dibuka juga tidak masalah," ujar Joko.

Selain itu, pihaknya juga terus memantau kondisi pengungsi. Mulai dengan dilakukannya cek kesehatan rutin dan pemenuhan nutrisi pengungsi.

"Ketika di pengungsian kan di satu tempat dan ada resiko (penularan Covid-19). Kita berusaha mencegah, jika nanti ada gejala ke arah Covid-19 tidak perlu menunggu yang lain, tapi langsung ditangani," ujar dia.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler