Covid-19 Paling Menular Lima Hari Setelah Gejala Muncul
Covid-19 lebih sulit ditahan penularannya dibandingkan MERS dan SARS.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit Covid-19 kemungkinan paling menular selama lima hari pertama setelah timbulnya gejala infeksi. Hal ini diketahui dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam Lancet Microbial Journal.
Banyak orang yang menjadi pembawa Covid-19, namun tidak memiliki gejala apapun. Bahkan, mereka tidak mengetahui jika telah menularkan virus kepada orang lain.
Sementara itu, orang yang memiliki gejala, pada umumnya akan melakukan isolasi selama satu hingga dua pekan hingga gajala hilang sepenuhnya. Menurut studi baru, meskipun materi genetik dari SARS-CoV-2 masih dapat dideteksi dalam sampel pernapasan atau tinja pasien, tidak ada partikel virus yang ditemukan dalam sembilan hari setelah timbulnya gelala.
Para peneltii juga mencatat bahwa dalam lima hari pertama setelah seseorang terinfeksi penularan dapat dengan mudah terjadi.
“Ini adalah tinjauan sistematis dan meta-analisis pertama yang secara komprehensif memeriksa dan membandingkan membandingkan viral load dan pelepasan untuk tiga virus corona pada manusia ini,” ujar pemimpin penulis studi, Muge Cevik dari Universitas St Andrews di Inggris, dilansir Times Now News, Selasa (24/11).
Cevik mengatakan, hal itu menjelaskan mengapa SARS-CoV-2 menyebar lebih efisien daripada SARS-CoV sebagai virus corona yang menyebabkan SARS (sindrom pernapasan akut parah) dan MERS-CoV, yakni virus corona yang menyebabkan MERS (sindrom pernapasan Timur Tengah). Hal ini sekaligus membuat penularannya jauh lebih sulit untuk ditahan.
Para peneliti mengatakan, sebagian besar peristiwa penularan SARS-CoV-2 terjadi sangat awal, secara khusus dalam lima hari pertama setelah timbulnya gejala. Karena itu, isolasi diri setelah tanda-tanda infeksi muncul diperlukan.
“Kami juga perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai gejala yang terkait dengan penyakit, termasuk gejala ringan yang mungkin terjadi lebih awal selama infeksi dibandingkan gejala yang lebih menonjol, seperti batuk atau demam,” jelas Cevik.
Faktor-faktor kunci yang terlibat dalam periode penularan Covid-19, seperti viral load, menjadi salah satu yang diselidiki. Peneliti juga mencermati jangka waktu seseorang mengeluarkan materi genetik virus (RNA) dari patogen serta isolasi virus hidup.
Dalam analisis, para peneliti memasukkan 98 studi yang memiliki lima atau lebih peserta, studi kohort, dan uji coba terkontrol secara acak. Dari sana, sebanyak 79 berfokus pada SARS-CoV-2 dan 73 di antaranya hanya mencakup pasien yang dirawat di rumah sakit, delapan pada virus pandemi SARS, dan 11 tentang MERS.
Para peneliti kemudian mencatat bahwa viral load SARS-CoV-2 tertinggi terdeteksi di awal perjalanan penyakit, pada saat gejala mulai, atau sebelum gejala hari kelima. Mereka mengindikasikan bahwa untuk pasien tanpa gejala, infeksi dapat sembuh lebih cepat.