Usai Lepas 3 Single, Ramengvrl Rilis Album Perdana
'Cant Speak English' jadi album perdana dari Ramengvrl.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melepas tiga single berturut-turut sejak September lalu, Ramengvrl merilis album perdana 'Can't Speak English'. Dalam penggarapannya, sang rapper berkolaborasi dengan deretan kolaborator mancanegara.
Deretan kolaborator antara lain rapper berdarah Latin-Amerika bernama Euro, rapper Amerika-Korea Ted Park, penyanyi Amerika Serikat Inayah, dan penyanyi Thailand Pyra. Dia juga menggandeng disjoki dan produser musik Indonesia, SIHK.
Album diproduseri oleh para musisi ternama seperti Roark Bailey, Omega, Swede of 808 Mafia, Cassius Jay, Max Ant, SIHK, Joff Wood, juga Gerald dan Mardial. Sebanyak 10 lagu dalam album menunjukkan sisi lain kepribadian Ramengvrl.
"Look At Me Now" yang sudah dirilis klipnya sempat menuai kontroversi karena ada adegan Ramengvrl membakar ijazah kuliah. "The Emo Song" menyinggung isu kesehatan mental, anthem untuk mereka yang tengah frustrasi dan depresi.
"Let Em Be", "Shine", "Tsundere", "Blue Skies", "Foreign", "Go Get Dat B", dan "Vaselina" juga menarik disimak. Tembang penutup, "Can't Speak English", diambil menjadi judul album karena memiliki makna khusus.
Judul tersebut tidak diterjemahkan secara harfiah karena Ramengvrl jelas bisa berbahasa Inggris. Penafsirannya menunjukkan bahwa setiap orang bisa melakukan atau menjadi sesuatu yang diinginkan walaupun ada keterbatasan.
"Itu bukan penghalang untuk tetap berkarya. Kalian bisa menjadi siapapun yang kalian mau, jangan sampai tekanan sosial ataupun keraguanmu sendiri menghalangi kalian mencapai mimpi yang kalian cita-citakan," kata Ramengvrl lewat pernyataan resminya, dikutip republika.co.id, Rabu (25/11).
Album dirilis di bawah naungan Juni Records dan label asal Amerika Serikat, Empire. Karya itu dinilai siap untuk membawa Ramengvrl ke seluruh penjuru dunia, bercerita tentang pengalaman pribadinya dan perjalanan hidupnya.
Ramengvrl ingin penikmat musik mengenalnya lebih dalam melalui album sekaligus menginspirasi mereka. Menurut dia, semua orang bebas menjadi apapun yang diinginkan, menciptakan identitasnya sendiri tanpa harus ragu berbuat kesalahan.
"Kita tentunya punya momen di mana kita ragu tapi jangan sampai itu menghalangi kita dalam menggapai mimpi kita," ucap pemenang Anugerah Musik Indonesia (AMI) untuk kategori karya produksi hip-hop/rap terbaik 2019 itu.