Pesona Kepulauan Selayar dan Kejayaan Jeruk
IHRAM.CO.ID,MAKASSAR -- Jika menyebut nama Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, satu hal yang mungkin langsung tersirat dalam pikiran yakni satu daerah yang dianugerahi keindahan alam nan memesona. Keberadaan Taman Nasional Takabonerate yang begitu kesohor, bisa menjadi salah satu bukti untuk sedikit menggambarkan bagaimana potensi wisata maritim yang dimiliki daerah tersebut.
Namun di zaman milenial saat ini, mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui jika Kepulauan Selayar juga sempat menjadi pusat perbincangan di masyarakat.
Selayar sempat menjadi buah bibir pada tahun 70-80an dengan keberadaan jeruk Selayar. Buah ini menjadi begitu populer karena memiliki rasa yang khas dengan balutan warna yang cerah.
Namun dalam perjalanan waktu, popularitas jeruk Selayar berangsur sirna. Meski menjadi komoditi yang secara ekonomi begitu menggiurkan, namun serangan penyakit yang tanpa "obat" memaksa para petani sedikit demi sedikit mulai meninggalkan.
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah mengakui keunggulan jeruk Selayar ini. Jeruk Selayar sangat identik dengan cita rasa spesifik yaitu manis segar dengan rasa asam di ujungnya, serta aromanya harum.
Tekstur dagingnya juga padat dan karakter kulit yang mudah memisah dari bagian dalam jeruk. "Belum dimakan, baru dibuka aromanya itu sudah menyebar kemana-mana, itulah kelebihan jeruk Selayar," sebutnya.
Pada 2019, Gubernur menyampaikan langsung keinginannya untuk bisa mengembalikan kejayaan jeruk Selayar sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia ingin kejayaan produksi dan kualitas jeruk ini kembali meningkat. Gubernur menjelaskan, strategi cetak biru atau blue print pertanian jeruk keprok di Selayar.
Mantan Bupati Bantaeng dua periode itu sekaligus mengajak para pengusaha ikut kontribusi, salah satunya dengan membantu bibit.
Saat ini Selayar juga diusulkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Jika ini betul-betul berkembang, bukan hanya jeruk yang dikembangkan tetapi berbagai macam buah-buahan lainnya.
"Sehingga jeruk-jeruk kita menjadi jeruk bukan hanya kebutuhan Indonesia. Tetapi, kalau perlu diekspor daripada kita diserang oleh buah-buah impor," harapnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo, menjelaskan, jeruk keprok Selayar dikenal juga dengan nama Munte Cina merupakan unggulan Kepulauan Selayar yang sudah cukup lama dibudidayakan, yaitu sejak Tahun 1925.
Tanaman jeruk keprok Selayar mengalami kejayaan Tahun 70-an. Saat itu, produksi sangat melimpah dengan harga yang kompetitif. Banyak petani di Kepulaun Selayar yang menghidupi keluarganya, menyekolahkan anak-anaknya dari tanaman jeruk.
Namun sangat disayangkan, kejayaan jeruk keprok Selayar pada saat ini sudah mulai hilang dengan terjadinya penurunan luas pertanaman, produksi dan produktivitas.
Penyebabnya adalah sistem budidaya tanaman yang masih belum menerapkan tenologi tepat guna (penggunaan bibit yang sehat, pemupukan, pengairan dan pengendalian). Kesuburan dan kesehatan tanah yang semakin menurun.
Demikian juga adanya serangan hama penyakit seperti diplodia dan phytophthora. Serta merosotnya nilai ekonomi buah jeruk karena rendahnya kualitas dan kuantitas buah jeruk. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil belum maksimal.
Populasi tanaman jeruk keprok perhektare sekitar 250-300 pohon. Namun, kondisi saat ini baru bisa memproduksi 68 kuintal per hektare, jauh dari produksi optimal sekitar 200 kuintal per hektare.
Bangun pusat penelitian
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan siap membangun pusat penelitian dan pengembangan (litbang) ataupun sekolah petani dalam upaya mengembalikan kejayaan jeruk keplok Selayar.
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah mengatakan Pemprov juga akan melibatkan para tenaga ahli untuk melakukan pendampingan kepada petani agar hasil panennya bisa sesuai yang diharapkan.
Gubernur mengaku fokus meningkatkan kualitas buah-buahan khususnya jeruk, demikian juga tampilan yang selama ini menjadi keluhan.
"Provinsi punya lahan, di sini akan kita bangun Litbang, kita akan bangun sekolah petani, khusus memberikan skill petani dalam rangka perawatan jeruk, pemupukan dan info teknologi," ujarnya.
Setelah melakukan peninjauan, gubernur menemukan permasalahan yang perlu dibenahi. Yang utama hama, air dan bibit. "Saya ingin betul-betul jeruk Selayar ini mulai dari pengendalian hama, pemupukan sampai rekayasa teknologi kita sangat diperhatikan," ujarnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sulsel, Andi Ardin Tjatjo mengatakan para petani akan di didik melalui sekolah vokasi yang akan dibangun Pemprov Sulsel di daerah itu.
Ia menjelaskan, para petani ini akan diberikan pemahaman baik dalam pengunaan pupuk, pemilihan bibit unggul hingga penanganan lahan pasca panen.
Selain itu, Pemprov juga sudah menyiapkan berbagai program pengembalian kejayaan keprok Selayar, dimulai dengan pengunaan bibit asli Selayar.
Kemudian melakukan kajian plasma nutfah untuk mendapatkan sumber bibit unggul khas Selayar, serta membangun instalasi kebun benih dan kebun plasma nutfah.
Demikian juga penyempurnaan rekomendasi teknologi tepat guna dan budidaya tanaman, melakukan daerah percontohan atau mengembangkan pertanaman jeruk keprok Selayar, berskala kawasan 50-100 hektar per kawasan.
Begitupun dengan pengembangan jeruk Selayar sebanyak 9.000 pohon. Juga sudah ditetapkan 300 pohon induk dan akan menjadi batang bawah Selayar. Setiap pohon bisa membibitkan sampai 300 ribu pohon pertahun.
Untuk penetapan calon petani dan kawasan pengembangan sudah ada seluas 100 hektare serta penyiapan kawat duri sebanyak 1.300 rol.
Pihaknya juga telah membantu petani jagung seluas 688 hektare untuk pakan ternak di Selayar serta kacang hijau seluas 100 hektare.
"Rancangan kegiatan untuk tahun 2021, akan mencoba membangun sarana pengairan berupa embun, screen house pembibitan jeruk, dan pengadaan bibit jeruk keprok Selayar dan pengadaan sarana kawat duri," ujarnya.
Siapkan bibit
Pemprov Sulawesi Selatan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel menyiapkan 30.000 bibit untuk pengembangan produksi jeruk Selayar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulsel Andi Ardin Tjatjo mengatakan penangkaran bibit sudah dilakukan dan kini siap di tanam di sejumlah lahan di Kepulauan Selayar. "Untuk penanaman pertama, kita rencanakan bisa dilakukan diawal musim hujan," katanya.
Ia menjelaskan, persoalan ketersediaan air masih menjadi masalah yang dialami di Kepulauan Selayar. Sehingga pihaknya memutuskan untuk memanfaatkan musim penghujan agar pertumbuhan bibit jeruk Selayar bisa optimal.
"Salah satu kendala jeruk Selayar yang dihadapi karena ketersediaan air," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga tengah berupaya memanfaatkan teknologi, misalnya seperti menerapkan konsep pompalisasi tetes yang bisa memberikan suplai air ke tanaman.
Ia menjelaskan, konsep ini bisa dilakukan secara berkesinambungan meskipun kapasitas air tidak namun bisa sesuai yang dibutuhkan tanaman.
"Kami butuh teknologi untuk mengatasi masalah ketersediaan air di Selayar," ujar Andi.
Gubernur ingin menghasilkan buah-buah lokal kualitas tinggi. Sehingga tidak kalah dengan buah-buah impor.
Jeruk ini juga bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah Selayar seperti Pulau Ehime di Jepang. Ehime adalah sister city (provinsi kembar) Provinsi Sulsel sehingga alih teknologi dapat dilakukan dengan mudah.
"Saya ingin memberikan gambaran di Jepang, bahwa ada sebuah pulau namanya Ehime, itu produksinya hanya jeruk. PAD-nya hanya dari jeruk. Kita masuk bandara dan toko-toko, kuenya dari jeruk. Semua produk yang dipajang di kios-kios itu dari jeruk. Keluar dari bandara kita sudah dapat pot-pot yang tanaman jeruk," jelasnya.
Gubernur mengucapkan terima kasih kepada seluruh Pansus Ranperda Kerja sama Sulel-Jepang di bidang pengelolaan ikan tuna, pengelolaan industri garam, lingkungan hidup, pertanian, perkebunan dan destinasi pariwisata.
"Di bidang perkebunan kita fokus soal jeruk Selayar dan Malangke sebagai produk unggulan Sulsel dan pengembangan produk-produk hasil pertanian," katanya.
Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) mengenai kerja sama sister province antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dengan Pemerintah Prefektur Ehime Jepang, telah disetujui seluruh fraksi di DPRD Sulsel melalui rapat Paripurna.
Kesepakatan berdasarkan pandangan masing-masing fraksi, yakni Golkar, Nasdem, Gerindra, Demokrat, PKS, PDI Perjuangan, PKB, PAN dan PPP.
Fraksi PKS Sri Rahmi menitipkan harapan atas persetujuan Ranperda tersebut agar mampu membawa sebuah perubahan besar untuk masyarakat Sulsel.
Mewakili Fraksi PAN, Andi Irwandi Nasir mengaku sangat mempercayai Pemprov Sulsel, bahwa kerja sama ini dapat mengantarkan kesejahteraan masyarakat Sulsel.
Upaya PemerintahProvinsi Sulawesi Selatan untuk mengembalikan popularitas Jeruk Selayaryang pernah naik daun pada era tahun 70-80 merupakan langkah inovatif dalam mencari alternatif pendapatan asli daerah. Usaha pariwisata yang sedang lesu akibat pandemi Covid-19 selayaknya diimbangi dengan membangkitkan kembali produk-produk lain yang pernah jaya di masanya.