Menteri Perdagangan: Prancis dan Muslim Melawan Ekstremis
Prancis dan Muslim menurut menteri perdagangan bersama melawan ekstremis.
REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Menteri Prancis untuk Perdagangan Luar Negeri dan Daya Tarik Ekonomi, Franck Riester mengatakan, Prancis berjuang melawan ekstremisme radikal dan separatisme, bersama dengan Muslim Prancis, yang merupakan bagian inti dari Republik Prancis. Menurutnya, di Prancis, ada hanya satu komunitas komunitas nasional.
"Melalui serangan baru-baru ini, adalah Prancis, nilai-nilai dan prinsipnya, yang merupakan sejarah dan esensi Republik kita, yang telah ditargetkan. Kami tidak akan pernah menyerah," kata dia dalam sebuah pernyataan selama kunjungannya ke Uni Emirat Arab (UEA), dilansir dari laman Emirates News Agency (WAM), pada Kamis (26/11).
Berdasarkan pers rilis yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Prancis di Abu Dhabi pada Rabu (25/11), Riester berada di UEA sebagai bagian dari tur regional. Ini bertujuan mengejar upaya penjelasan, dan peredaan yang diprakarsai oleh Presiden Republik dan Menteri Eropa dan Luar Negeri sebagai tanggapan atas kampanye yang ditujukan terhadap Prancis pekan lalu.
"Bersama dengan mitranya dari semua keyakinan atau agama, Prancis memerangi ketidakjelasan, fanatisme, dan ekstremisme kekerasan. Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk berterima kasih dengan hangat kepada mitra UEA kami atas dukungan utama mereka di masa-masa sulit ini, karena kedua negara kami memiliki tekad yang sama untuk mengakhiri separatisme dan terorisme," ucap Riester.
Selama kunjungannya ke UEA pada Selasa (24/11) dan Rabu, Riester bertemu dengan banyak pejabat tinggi Emirat, baik di Abu Dhabi dan Dubai. Ini dilakukan dalam rangka memperkuat hubungan ekonomi bilateral, untuk menindaklanjuti proyek bersama, dan mengeksplorasi bidang kerja sama baru.
''Prancis dan UEA sedang mempertahankan dialog yang erat dan berkelanjutan tentang berbagai masalah regional dan internasional. Prancis dan UEA dapat berbangga dengan apa yang telah mereka capai bersama sejauh ini. Kemitraan kami selalu didorong oleh visi jangka panjang," kata dia.
"Inilah sebabnya mengapa kedua negara kami mendukung, Juni lalu, rencana kerja bilateral untuk dekade baru kemitraan strategis mereka. Prancis secara aktif bekerja di era pasca-Covid dan tantangan yang akan datang. UEA adalah mitra kunci dalam ambisi ini dan Saya senang melihat banyak pencapaian inovatif di depan kami," lanjut Riester.
Di Abu Dhabi, ia bertemu dengan Menteri Negara dan Ketua Pasar Global Abu Dhabi (ADGM), Ahmad El Sayegh untuk membahas kerja sama bilateral di bidang teknologi dan keuangan. Dia memanfaatkan kesempatan kunjungannya ke ADGM untuk berdiskusi dengan perusahaan Perancis yang telah mendirikan anak perusahaan di pusat keuangan tersebut.
Di Dubai, Riester bertemu dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri, Thani Ahmed Al Zeyoudi dan Menteri Negara Kewirausahaan dan Usaha Kecil dan Menengah, Dr. Ahmad Belhoul Al Falasi. Mereka membahas peluang perdagangan bilateral dan kerja sama bisnis di berbagai sektor seperti kecerdasan buatan, energi, dan penerbangan.
Delegasi Menteri Prancis juga mengadakan diskusi yang bermanfaat dengan Direktur Jenderal Roads and Transport Authority (RTA), Matar Al Tayer. "Transportasi adalah sektor kunci kerja sama antara Prancis dan mitra UEA. Kedua negara kita bertekad untuk menyatukan bakat mereka untuk bekerja di sarana transportasi yang efisien, aman dan berkelanjutan," kata Riester.
Dengan hampir 5,7 miliar dolar Amerika Serikat dalam perdagangan bilateral, UEA merupakan mitra dagang terbesar kedua dan pemasok ketiga Prancis di kawasan Middle East and North Africa (MENA).
Prancis juga merupakan salah satu investor asing terbesar di UEA. UEA merupakan rumah bagi lebih dari 600 anak perusahaan Prancis yang beroperasi di semua sektor utama ekonomi Emirat dan mereka mempekerjakan lebih dari 30 ribu orang.