Polres Badung Kerahkan 800 Personel untuk Amankan Pilkada

Daerah yang berpotensi menimbulkan kerumunan iala Kuta Utara dan Mengwi.

Republika/bowo pribadi
ilustrasi Pilkada. Polres Badung bersama dengan BKO Polda Bali mengerahkan 800 personel dalam melakukan pengamanan saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020, di setiap TPS wilayah Kabupaten Badung. Daerah yang akan berpotensi menimbulkan kerumunan dari hasil pemetaan adalah wilayah Kuta Utara dan Mengwi yang kepadatan penduduknya tinggi di Badung.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Polres Badung bersama dengan BKO Polda Bali mengerahkan 800 personel dalam melakukan pengamanan saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2020, di setiap TPS wilayah Kabupaten Badung. Daerah yang akan berpotensi menimbulkan kerumunan dari hasil pemetaan adalah wilayah Kuta Utara dan Mengwi yang kepadatan penduduknya tinggi di Badung.

Baca Juga


"Daerah ini memang rawan ada yang berkerumun dengan jumlah penduduk cukup padat," kata Kapolres Badung AKBP Roby Septiadi saat dikonfirmasi di Badung, Ahad (29/11).

Ia mengatakan bahwa sisi kerawanan pilkada saat ini mengalami perubahan. Jika dilihat pada pemilu sebelumnya kerawanan pilkada terletak pada berpotensinya konflik antar calon pendukung. 

Sedangkan sekarang di masa pandemi Covid-19 ini justru titik kerawanannya terletak pada potensi kerumunan. "Tentu kalau konflik horizontal minim, tetapi kami memetakan kerawanan berdasarkan potensi kerumunan yang melanggar protokol kesehatan," kata Roby.

Untuk menghindari kerumunan di TPS, ia mengimbau agar masyarakat tidak menyaksikan perhitungan suara di TPS. "Saya mengimbau agar masyarakat tetap di rumah saja ketika proses perhitungan suara, percayakan kepada panitia dan saksi juga petugas yang ada," katanya.

Sebelumnya Kapolda Bali yang baru, Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengatakan bahwa untuk pengamanan pilkada harus dilaksanakan secara optimal. Selain itu, ia juga memberikan keyakinan kepada masyarakat untuk bersedia ke TPS menyalurkan hak suaranya.

"Kerumunan, kita tidak bekerja sendiri, di situ ada KPPS, ada pejabat pemungutan suara, itu sudah mensimulasikan, siapa pada jam berapa tertentu, siapa yang harus datang, bagaimana alurnya itu sudah kita simulasikan untuk menghindari kerumunan atau kelebihan mas yang datang ke lokasi," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler