Fakultas Psikologi Unisba Beri Pelatihan Cegah Remaja Nakal
Tak semua anak tinggal dalam lingkungan keluarga yang utuh.
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peningkatan kenakalan anak dan remaja semakin meningkat setiap waktunya. Padahal, hampir semua anak mengetahui perbuatan-perbuatan yang tidak harus dihindari dan tidak dilakukan seperti apa.
Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara apa yang diketahui anak dan remaja dengan apa yang dilakukannya. Namun, tak semua anak tinggal dalam lingkungan keluarga yang utuh, yang dapat memberikan mereka arahan serta didikan yang tepat. Ada juga anak-anak yang kurang beruntung salah satunya anak-anak dan remaja yang tinggal di panti asuhan.
im Fakultas Psikologi Unisba yang terdiri dari Ketua tim, Eneng Nurlaili Wangi dan anggota lainnya Yuli Aslamawati, Dewi Rosiana, dan Dewi Sartika telah mendatangi salah satu panti asuhan di Bandung SOS Children’s Village.
Menurut Ketua Tim Peneliti, Eneng Nurlaili Wangi, kunjungan ini merupakan kunjungan pemberian bantuan yang diminta oleh pihak SOS Children’s Village dalam cara mengasuh dan mendidik para anak asuh disana.
Program ini, kata dia, merupakan salah satu program Kerja sama antara fakultas Psikologi UNISBA dan SOS Children’s Village Indonesia di Lembang.
SOS Children’s Village lembang terletak di jalan Jl. Teropong Bintang, Lembang. Didirikan sejak tahun 1972 dan sudah tersebat dibeberapa wilayah Indonesia.
Eneng Nurlaili menjelaskan, bahwa program yang diberikan oleh tim yaitu merupakan pemberian pelatihan mengenai beberapa hal penting yang perlu diketahui orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak.
“Materi pelatihan yang kami berikan yaitu pemahaman bagi orang tua mengenai mendisiplinkan anak salah satunya pola pengasuhan, cara mendidik anak sesuai dengan usia, materi mengenai perkembangan emosi dan juga peningkatan relasi positif dengan anak” ujar Eneng kepada //Republika//, Senin (30/11).
Menurutnya, orang tua kerap merasa kesulitan dalam mendisiplinkan anak. Karena, anak umumnya sering membantah dan tidak mendengarkan ketika dinasehati. Hal ini umumnya membuat banyak orang tua asuh di SOS Children’s Village merasa frustrasi.
Dalam mendisiplinkan anak, kata dia, orang tua perlu mengetahui bahwa didalmnya ada disiplin positif dan juga disiplin negatif. Karena, keduanya dapat memberikan dampak kepada anak.
"Orang tua juga perlu memahami bahwa mendisiplinkan anak harus sesuai dengan usia anak," katanya.
Orang tua juga, kata dia, baiknya memberikan space pada anak ketika mereka sedang dalam keadaan emosional. Oleh karena itu, Eneng menilai pentingnya orang tua dalam mengetahui perkembangan emosi anak dan cara menghadapi anak yang sedang emosi.
Pelatihan yang, kata dia, diberikan salah satunya merupakan diskusi antar orang tua asuh dengan tim, pemberian instruksi, maupun metode role-playing yang dilakukan melalui kegiatan video chat. Yakni, dilakukan oleh 3 tim dari fakultas Psikologi UNISBA,para orang tua asuh SOS Children’s Village Lembang, beserta dengan pemimpin organisasi tersebut.
Program ini juga, kata dia, tentunya mengajarakan orang tua asuh untuk meningkatkan keterampilan menjalin relasi positif dalam membentuk karakter anak yang positif serta cara mengajarkan anak dalam bertanggung jawab.