Sidebar

Kesempatan Manis Arab Saudi Kembangkan Biji Kakao

Thursday, 03 Dec 2020 04:07 WIB
Kesempatan Manis Arab Saudi Kembangkan Biji Kakao. Foto: Kakao.

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Kerajaan Saudi untuk pertama kalinya memasuki masa panen lebih dari 200 tumbuhan kakao. Buah yang siap dipetik tahun ini di Jazan merupakan hasil penanaman bibit kakao Filipina.

Tanaman asing ini merupakan sebuah eksperimen baru. Kerajaan berencana menguji keberhasilan jangka panjang menanam camilan manis favorit seluruh dunia ini.

Pakar di wilayah tersebut menyebut semak kakao menyerupai semak kopi terkenal yang ditemukan di wilayah selatan Kerajaan. Sejumlah petani telah mulai mengevaluasi pengalaman dan terus mengolah tanah untuk memberi ruang lebih untuk tanaman berkembang, sementara yang lainnya dalam kondisi tidak sukses.

“Semak kakao adalah semak tropis atau subtropis dan berasal dari Amerika Selatan dan Asia Timur. Itu telah disampaikan kepada Otoritas Pembangunan dan Rekonstruksi Wilayah Pegunungan beberapa tahun yang lalu, khususnya ke stasiun penelitian pertanian," kata Pengawas Pengembangan Wilayah Pegunungan dan Otoritas Rekonstruksi di Jazan, Eng. Bandar Al-Fifi, dilansir di Arab News, Rabu (2/12).

Ia menambahkan, proses budidaya telah dilakukan enam tahun lalu dengan mendatangkan benih dan bibit dari Filipina. Benih dibudidayakan dan bibit didistribusikan ke beberapa petani yang tertarik di wilayah tersebut.

Di lapangan, ia menyebut telah memiliki pohon kakao, pisang, mangga dan jambu biji, serta pohon tropis dan subtropis. Lahan yang dimiliki digunakan sebagai penjamin benih, selain untuk melakukan uji coba nyata di lahan seluas 200 meter, khususnya pada 15 tanaman kakao dan semak kakao pertama di Arab Saudi.

Pada awalnya ia mengaku sulit untuk mendorong petani berinvestasi di sektor tersebut. Banyak yang merasa ragu memperkenalkan tanaman yang bukan asli daerah tersebut dalam rangka memfasilitasi pendirian pabrik manufaktur dan menumbuhkan pasar lokal.

Al-Fifi mengatakan di Ethiopia, perusahaan membeli hasil panen dari petani. Kemudian Proses industri yang terintegrasi dimulai, dari pemilahan, pembersihan, pengeringan dan pemanggangan. Untuk menyelesaikan keseluruhan proses tersebut, ia menyebut tidak ekonomis jika hanya dikerjakan oleh petani.

“Jika setiap petani memiliki 30 semak kakao, ini akan menjadi tambahan pendapatan bagi masa depan mereka,” kata dia.

Wilayah Jazan dikenal dengan tanahnya yang subur dan hijau. Tanah subur ini memiliki bahan-bahan yang diperlukan untuk memastikan pengembangan tanaman lain serta menjamin kelangsungan dan waktu panen berbeda untuk setiap jenis tanaman yang dipanen.

Di wilayah ini, curah hujannya melimpah dengan fluktuasi curah hujan musiman jarang terjadi dan kelembaban tinggi. Kondisi ini memastikan tanah terus mempertahankan kelembaban yang dibutuhkan untuk masa panen.

“Selain karena perbedaan suhu antara semak kecil dan semak dewasa tidak besar, kedekatan kami dengan garis khatulistiwa, Arab Saudi terletak di bawah garis tropis, yang menciptakan kondisi lingkungan yang membantu pertumbuhan semak,” kata Al- Fifi.

Al-Fifi mengatakan, pihaknya menargetkan dapat mendistribusikan 400 bibit per tahun. Bibit dan benih ini akan ditambahkan di atas bibit yang ditanam oleh petani di daerah itu sendiri.

Salah satu pemilik perkebunan kakao di Jazan, Gebran Al-Maliki, menyebut menambahkan kakao ke lahan pertanian Kerajaan adalah salah satu hal inovatif di Arab Saudi. Inovasi ini mulai memberikan hasil yang baik yang secara luas yang selanjutnya akan merangsang proses pembangunan.

"Hal ini memberikan model pertanian yang dapat dipercaya dan meningkatkan pengalaman di negara yang mendukung petani serta menyediakan semua dukungan yang diperlukan," kata dia.

Al-Maliki menerima benih dan bibit pada akhir 2016 sebagai percobaan. Ia mengaku banyak petani yang ingin mencoba pengalaman baru ini, karena tumbuhannya mirip dengan tanaman kopi.

"Ini adalah semak biasa, seperti pohon buah dan jeruk, tetapi semak ini tahan kering yang cukup disiram seminggu sekali," lanjutnya.

Agar berhasil membudidayakan buah, Al-Maliki mengatakan tumbuhan kakao membutuhkan naungan ketika pertama kali ditanam di tanah karena “agak rewel”. Namun dengan perawatan dan perhatian yang tepat, sebuah pohon akan berbunga pada usia sekitar tiga hingga empat tahun dan dapat tumbuh hingga dua meter.

Dengan 400 benih, pengujian produk dimulai di pertaniannya hanya dalam waktu empat tahun. Dalam satu kelompok, bisa ditemukan 30 hingga 50 biji. Puluhan biji ini lantas dikeringkan di bawah sinar matahari dan digiling menjadi bubuk siap pakai.

Bubuk kakao dapat ditemukan dalam coklat, minyak dan kosmetik, selain beberapa kegunaan lainnya. Al-Maliki mengatakan biji yang semakin pahit semakin menunjukkan kualitas yang baik.

Ia menambahkan saat ini ia memiliki empat semak kakao. Salah satu yang menghambat proses penambahan jumlah tanamannya adalah menunggu hasil uji kualitas produk, yang menandakan buahnya sudah dicoba dan ternyata sangat berhasil.

Baca Juga


Berita terkait

Berita Lainnya