PBB Buka Majelis Umum Sesi Khusus Krisis Virus Corona
Pemimpin negara akan membahas respons pandemi Covid-19 di Majelis Umum PBB
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Hampir 100 kepala negara dan puluhan menteri dari seluruh dunia akan berbicara dalam Majelis Umum sesi khusus PBB yang dimulai pada Kamis (3/12) ini. Para pemimpin tersebut akan membahas respons pandemi virus corona.
Mereka akan mendiskusikan cara terbaik untuk pulih dari pandemi yang telah menewaskan 1,5 juta jiwa dan mengguncang perekonomian negara kaya maupun miskin tersebut.
Ketika ditunjuk sebagai presiden Majelis Umum sesi khusus ini bulan September lalu Volkan Bozkir berjanji akan menggelar pertemuan tingkat tinggi yang lebih baik daripada Sidang Umum bulan Juni lalu. "(Namun sidang bulan Juni itu) memberikan momen bersejarah bagi kami untuk bersama-sama mengalahkan Covid-19," katanya Rabu (2/12) kemarin.
Majelis Umum PBB sesi khusus virus corona ini akan digelar pada 3 hingga 4 Desember. Sesi tersebut akan memberikan kesempatan pada negara anggota, PBB, dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyampaikan situasi global saat ini dan respons terhadapnya.
Dalam siaran persnya, Rabu kemarin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam sesi khusus itu negara anggota dan lembaga-lembaga PBB akan mengidentifikasi celah di kebijakan dan operasi dalam merespon pandemi. Mereka juga akan membentuk aksi bersama untuk mengatasi krisis ini.
Pada hari pertama negara anggota akan menyampaikan pidato pembukaan. Di hari kedua, ada dialog interaktif dari para pemangku kepentingan.
Diskusi akan fokus membahas akses pada vaksin serta dampak sosial-ekonomi dan pemulihan pandemi termasuk pendanaan untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dalam proses pemulihan. Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dan pejabat WHO lainnya akan terlibat dalam pertemuan virtual acara ini.