Studi: Metformin Kurangi Risiko Kematian Covid pada Wanita
Metformin mungkin mengurangi peradangan pada penderita covd-19.
REPUBLIKA.CO.ID, MINNEAPOLIS — Baru-baru ini peneliti dari University of Minnesota Medical School dan UnitedHealth Group (NYSE: UNH) melakukan studi menyoal penggunaan metformin. Tujuannya, demi mengetahui tingkat risiko kematian akibat Covid-19 setelah melakukan penanganan dan tindak lanjut menggunakan obat tersebut.
Hasilnya, metformin dikaitkan dengan penurunan risiko kematian akibat COVID-19 secara signifikan pada wanita dalam salah satu studi observasi terbesar di dunia terhadap pasien COVID-19.
"Studi observasional seperti ini tidak dapat disimpulkan, tetapi berkontribusi pada semakin banyak bukti. Melihat hubungan yang lebih besar dengan perlindungan pada wanita dibandingkan pria mungkin mengarah pada pengurangan peradangan sebagai cara utama metformin mengurangi risiko COVID-19, "kata peneliti utama Carolyn Bramante, dikutip dari eurekalert, Jumat (4/12).
Namun demikian, dirinya mengakui masih harus melakukan lebih banyak penelitian untuk memastikannya. Diketahui, Metformin adalah obat generik yang mampu untuk mengelola kadar gula darah pada pasien diabetes tipe 2. Obat ini juga mengurangi protein peradangan seperti TNF-alpha, yang diperkirakan memperburuk kondisi pasien COVID-19.
Studi yang diterbitkan dalam The Lancet Healthy Longevity ini, adalah analisis kohort retrospektif berdasarkan data pasien yang tidak teridentifikasi dari UnitedHealth Group. Berdasarkan informasi, tim peneliti menganalisis sekitar 6.000 orang dengan diabetes tipe 2 atau obesitas yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19.
"Database besar yang mencakup wilayah geografis yang berbeda jarang tersedia. Kami beruntung memiliki kesempatan untuk melakukan penelitian ini bersama UnitedHealth Group," kata Carolyn Bramante.
Dalam pengujian itu, mereka menilai apakah penggunaan metformin dikaitkan dengan penurunan kematian atau tidak. Hasilnya, mereka menemukan hubungan bahwa wanita dengan diabetes atau obesitas, yang dirawat di rumah sakit karena penyakit COVID-19 dan yang telah mengisi resep metformin 90 hari sebelum dirawat di rumah sakit, memiliki kemungkinan penurunan kematian sebesar 21 persen hingga 24 persen.Khususnya, jika dibandingkan dengan pasien wanita lainnya yang tidak menggunakan pengobatan tersebut. Namun, hasil ini tidak ada penurunan angka kematian yang signifikan di antara pria.
Sementara itu, wakil presiden eksekutif, Penelitian dan Pengembangan Perusahaan UnitedHealth Group, Deneen Vojta mengatakan, hingga kini, terapi yang efektif untuk mengurangi bahaya virus SARS-CoV-2 masih dikembangkan. Untuk mendukung hal itu, pihaknya akan memperhatikan, dan mengevaluasi obat-obatan yang biasa digunakan dengan profil keamanan yang baik untuk potensinya dalam memerangi virus.
Kembali pada studi, hasil dari penelitian itu, diklaim peneliti memberikan arahan baru demi melawan efek COVID-19. Bramante, juga diketahui telah mengajukan permohonan investigasi obat baru ke Food and Drug Administration (FDA) untuk penggunaan metformin dalam pengobatan dan pencegahan COVID-19. Menanggapi ajuan itu, FDA menyetujuinya.
Sejauh ini, Bramante dan tim telah menerima sumbangan dari Parsemus Foundation untuk melakukan studi percontohan acak prospektif multi-lokasi bekerja sama dengan Direktur Eksekutif Riset Klinis untuk Litbang UnitedHealth Group, Ken Cohen. Uji coba percontohan ini akan dimulai pada 8 Desember mendatang, dan akan mengarah ke uji coba yang lebih besar dan sepenuhnya didukung untuk hasil klinis penting jika dana tambahan tersedia.