Keuangan Islam Disebut Bisa Pulihkan Ekonomi Inggris
IHRAM.CO.ID, LONDON -- Bank of England menyebut, keuangan Islam memiliki peran penting dalam mendukung pemulihan ekonomi Inggris dari Covid-19. Menurut direktur eksekutif pasar di BoE, Andrew Hauser, simpanan dari bank syariah akan didukung oleh dana yang menghasilkan pengembalian dari aset sesuai syariah, dan akan memperkuat peran Inggris sebagai pusat keuangan terkemuka untuk keuangan Islam di luar Dunia Muslim, khususnya setelah keluar dari pandemi.
"Prinsip-prinsip inti dari keuangan Islam sangat cocok untuk menanggapi beberapa tantangan terbesar yang akan kita hadapi dalam membangun kembali ekonomi kita setelah Covid berlalu," kata Hauser dikutip dari The National News, Kamis (3/12).
Menurut dia, hal itu juga termasuk dalam memprioritaskan pembagian risiko ekuitas daripada utang. Serta, mempertimbangkan etika dan lingkungan ke dalam keputusan investasi dan merangkul solusi keuangan inovatif di luar perbankan tradisional.
Jika menilik pada pencapaian industri jasa keuangan Islam global, ada pertumbuhan sekitar 11 persen pada 2019. Jumlah itu, meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan aset sebesar 2,4 triliun dolar AS dan menjadikannya sepertiga lebih besar dari 2015.
Di Inggris, tiga perempat dari aset keuangan Islam memang dipegang oleh bank. Utamanya, dengan industri yang juga terdiri dari industri asuransi syariah (takaful) yang baru lahir dan pasar modal yang jauh lebih besar. Hal ini, ditopang oleh pertumbuhan stok sukuk yang diterbitkan oleh perusahaan dan pemerintah, dan lebih dari 1.500 dana investasi sesuai Syariah.
Hingga kini, Inggris diketahui memiliki empat bank Islam eksklusif dengan aset lebih dari 5 miliar poundsterling. Selain lebih dari belasan bank konvensional yang menawarkan layanan sesuai Syariah, bersama dengan kelompok perusahaan investasi dan perusahaan penasihat yang berkembang.
Terpisah, kepala eksekutif Bedford Row Capital (BRC) yang berbasis di London, Scott Levy mengatakan, industri sukuk pasar menengah Inggris sangat kekurangan pasokan. Tetapi, memiliki potensi pertumbuhan yang besar. Karena saat ini, tidak ada cukup produk untuk memenuhi permintaan dari investor internasional dan Timur Tengah.
“Lingkungan Inggris akan meningkat melalui pendidikan yang lebih baik dan mendukung perusahaan di Inggris untuk benar-benar keluar ke pasar dan membicarakannya,” katanya.
Dia melanjutkan, ada aspek keuangan Islam juga di Inggris, utamanya, London yang menjadi pusat keuangan Islam di wilayah itu. Menurut data, penerbitan obligasi, sukuk sekarang mencapai sekitar 70 persen dari bisnis perusahaan. Karenanya, Perusahaan diketahui mengharapkan untuk mampu menagih antara 500 juta dolar AS dan 1 miliar dolar AS dalam penerbitan sukuk tahun depan.
"Karena Covid, bank [konvensional] menjadi lebih konservatif tentang apa yang mereka investasikan. Dan semakin sedikit yang dilakukan bank, semakin banyak peluang bagi kami," katanya.
Hal serupa juga ditekankan oleh Profesor perbankan dan keuangan di Business School, Thorsten Beck. Dia mengatakan, London memiliki potensi untuk memimpin penerbitan obligasi sukuk karena hubungan historisnya dengan keuangan Islam dan infrastruktur yang ada untuk mendukung pengembangan produk dan jenis pendanaan baru.
Sehingga, kata dia, posisi ini bisa dikompromikan, ketika Inggris akhirnya mengakhiri masa transisi Brexit pada 31 Desember. “Jika Anda bertanya apakah London juga bisa menjadi Pusat Eropa untuk keuangan syariah, saya harus sedikit lebih skeptis karena kita harus melihat apa yang akan terjadi dengan Brexit. Ada pesaing lain seperti Belanda, misalnya, yang juga ingin memanfaatkan pasar ini," kata Beck kepada The National.
Atas dasar-dasar itu, manfaat lain dari keuangan Islam, kata Hauser, adalah termasuk fakta ia menghindari investasi dalam aktivitas yang merugikan secara sosial, dan sesuatu yang menawarkan banyak ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut. Dia menegaskan, Fasilitas Likuiditas Alternatif (ALF) baru BoE akan mampu membantu menyeimbangkan lapangan. Karena, memungkinkan bank Islam untuk memegang aset seperti cadangan dalam lingkungan berbasis non-bunga.