Inilah yang Mesti Dilakukan Penduduk Dua Tanah Suci
IHRAM.CO.ID,JAKARTA--DR Mula Khatir dalam buku "Haji, Jalan-jalan atau ibadah" mengatakan, penduduk Makkah dan Madinah wajib bertanggung jawab secara penuh terhadap dua Tanah Suci itu. Karena mereka terpilih sebagai komunitas yang tinggal di tanah suci tersebut.
Mereka harus mensyukuri, dengan memanfaatkan kenikmatan ini dan melaksanakan beberapa kewajiban mereka di hadapan Allah yang telah mengaruniakan kedua Tanah Suci tersebut kepada mereka.
Penduduk Tanah Suci hendaknya mengetahui bahwa nikmat tersebut sekaligus merupakan ujian dari Allah, apakah seorang hamba bersyukur sehingga dia menjadi orang yang mulia, atau melainkan kenikmatan itu hingga dia menjadi orang yang hina.
Mereka juga harus sadar bahwa berapa banyak umat Islam yang sangat ingin melihat, hanya melihat saja dan mengunjungi tanah suci tersebut meski hanya sesaat dan sekali saja. Hal itu dilakukannya agar kedua matanya puas. Terkadang seseorang telah meninggal sebelum dapat melihatnya, sehingga dia tidak merasa bahagia karenanya.
"Sedangkan diri Anda, penduduk tanah suci setelah bergelimang dengan kenikmatan itu," katanya.
Jangan sampai kata dia. ”Anda tidak menghargai kenikmatan itu, dan tidak bersyukur kepada zat yang telah menganugerahkannya kepada anda. Jangan pula anda tidak melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan di atas pundak anda," katanya.
Dia melanjutkan, jika penduduk kota Madinah dan Makkah menyadari besarnya pahala limpahan ganjaran, dan tak terhingganya keutamaan yang diberikan oleh Allah kepada mereka, jika dia bertakwa kepada Allah, beribadah dengan baik dan melaksanakan segenap hak Allah yang dibebankan kepadanya maka niscaya mereka tidak akan sanggup bersyukur kepada-Nya atas semua kenikmatan itu.
"Terlebih jika ditambah dengan kenikmatan Allah yang diberikan kepada seorang hambanya yang Muslim dan mukmin," katanya.
Sebagian ulama mengatakan, tanda tanda keberhasilan setan dalam menaklukkan seorang hamba adalah jika hamba tersebut selalu disibukkan oleh penampilan fisiknya saja, seperti makanan dan pakaian. Selain itu setan telah berhasil menyibukan hati hamba tersebut agar tidak memikirkan kekuasaan Allah dan kenikmatannya.
"Dan setelan telah berhasil memalingkan lisannya dari mengingat Allah, yaitu dengan melakukan perbuatan dosa, canda gurau, menggosip, dan bohong," katanya.
Bukan hanya itu, hamba tersebut juga telah berhasil dipalingkan dari kebenaran dengan cara membuatnya senang mendengar hal yang melemahkan, seperti nyanyi-nyanyian dan suka menghayal. Oleh karena itu seorang manusia hendaknya senantiasa melakukan introspeksi diri.