Kematian Akibat Covid-19 di Italia Terburuk di Eropa

Italia mencatat 484 kematian baru akibat Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam

AP Photo/Luca Brun
Personel medis Angkatan Darat, yang mengenakan pakaian pelindung, bekerja di area pengujian cepat virus korona yang disiapkan untuk meredakan tekanan di bangsal darurat rumah sakit, menyusul lonjakan jumlah kasus COVID-19, di Milan, Italia, Jumat, 13 November 2020.
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA - Italia kini melampaui Inggris dalam hal jumlah kematian akibat virus corona tipe baru atau Covid-19 berdasarkan data Ahad (14/12). Angka kematian resmi virus corona di Italia kini menjadi yang terburuk di Eropa.

Italia mencatat 484 kematian baru akibat Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam. Meskipun angka ini merupakan salah satu jumlah kematian satu hari terendah dalam waktu sekitar satu bulan tapi angka kematian terbaru mendorong jumlah angka resmi di Italia mencapai 64.520 kematian.

Menurut data statistik Johns Hopkins University yang dilansir laman Euro News pada Senin (14/12), jumlah kematian akibat virus corona di Italia lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kematian di Inggris yang mencapai 64.267 jiwa.

Kedua angka tersebut memang tidak pasti dengan jumlah sebenarnya dari pandemi. Sebab, kriteria penghitungan jumlah kasus dan kematian akibat Covid-19 berbeda di kedua negara.

Banyak kematian akibat virus corona, terutama di awal pandemi, diyakini tidak terdeteksi, termasuk orang lanjut usia di panti jompo yang tidak dites Covid-19. Di antara alasan yang dikutip dari tingginya angka kematian di Italia adalah bahwa Italia negara pertama di Eropa yang dilanda pandemi.

Hal ini membuat petugas kesehatan bergulat dengan virus yang sebagian besar tidak dikenal. Italia juga memiliki rasio staf medis terhadap pasien yang lebih rendah dibandingkan dengan negara Eropa lainnya.

Pada Ahad (13/12), Italia melaporkan 17.938 kasus infeksi positif virus corona. Jumlah total kasus di seluruh negara Italia kini menjadi 1,84 juta.

Sejauh ini, wilayah yang mencatat jumlah infeksi baru tertinggi adalah wilayah utara Veneto. Wilayah Lombardy Italia memiliki jumlah kasus dan kematian tertinggi secara keseluruhan.

Dengan sangat memperhatikan nasihat para ahli medis, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte telah memperketat aturan perjalanan untuk periode menjelang liburan Natal, Tahun Baru, dan Hari Epiphany. Mulai 21 Desember hingga 6 Januari, orang-orang di Italia tidak akan dapat melakukan perjalanan antarwilayah kecuali untuk pekerjaan atau alasan mendesak seperti masalah kesehatan.

Pada hari libur itu, di bawah batasan nasional, orang Italia tidak dapat meninggalkan kota mereka. Sebab, pemerintah berusaha untuk mencegah keluarga dan teman berkumpul dalam jumlah besar di dalam ruangan.

Jerman, sebuah negara yang jauh lebih besar dari Italia, memiliki jumlah kematian Covid-19 sepertiga dari Italia atau Inggris. Di Prancis, 11.533 kasus Covid-19 tercatat dalam 24 jam terakhir, jauh di atas target pemerintah 5.000 kasus per hari.

Negara saat ini memiliki 25.239 pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19, angka yang sedikit meningkat. Pada Jumat (11/12) dan Sabtu (12/12), angka tersebut turun di bawah 25 ribu untuk pertama kalinya sejak 1 November.

Statistik kematian resmi menunjukkan ada 150 kematian dalam 24 jam terakhir. Angka ini menjadikan jumlah kematian di Prancis sejak awal epidemi menjadi 57.911.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler