Pasar Senen: Kisah Kawasan Preman Yang Berubah
IHRAM.CO.ID, Oleh: Geisz Chalifah, Anak Jakarta lahir dan besar di Poncol Senen.
Siapa warga Jakarta yang tak mengenal keangkeran daerah Senen?
Image sebagai daerah kumuh, preman, dengan segala tindak kriminal ada di Senen. Wilayah ini selama puluhan tahun dikenal sebagai nerakanya Jakarta.
Walaupun sempat menjadi salah satu pusat perdagangan di masa lalu (Proyek Senen), namun image tersebut tak juga hilang.
Bahkan Senen semakin tidak teratur dengan pedagang kaki lima dan warung remang-remang di malam hari.
Cerita tentang Senen adalah cerita tentang pusat kota Jakarta yang menjadi lalu lalang ribuan orang setiap harinya, namun kekumuhannya tidak juga ditata, relatif nyaris hilang dari perhatian pemprov.
Di masa lalu Senen juga merupakan salah satu pusat hiburan, ada lima bioskop di seputar situ.
Ada pertunjukkan musik disetiap malam minggu dilantai paling atas proyek Senen. Ada pusat kesenian Sunda Mis Cicih ada pula Wayang Orang Bharata. Miss Cicih sudah pindah tempat yang dulunya berdekatan dengan bioskop Rivoli.
Senen juga merupakan pusat penjualan buku murah baik yang lama maupun buku baru termasuk buku bajakan. Senen juga pusat penjualan buku berisi cerita porno (stensilan) maupun penjual obat "haram" Dumolid, BK, Rohipnol dan sebagainya yang dijual secara ilegal.
Setiap anak Jakarta yang lahir dimasa sebelum dan diera 80-an akan bisa bercerita tentang kelam dan suramnya daerah ini walaupun dimasa sekarang banyak diceritakan dengan gaya lucu-lucuan khas anak Jakarta.
Memasuki akhir tahun 2020 Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan kembali lagi memberi kejutan. Tiba-tiba foto-foto wilayah yang dikenal kumuh dan angker itu berseliweran di media sosial. JPO Senen tepatnya di Jalan Keramat Bunder dan di Jalan Senen Raya maupun shelter trans jakarta menjadi mengagumkan, terusan underpass pun sudah selesai dan bisa digunakan.
Nerakanya Jakarta itu menjadi mempesona, trotoar di sepanjang keramat raya yang dipenuhi pedagang nasi kapau yang legendaris ditata dengan rapih.
Nerakanya Jakarta itu berubah wujud. Terlebih ornamen-ornamen Betawi yang menjadi penutup dari bangunan disekitar situ dibuat tidak dengan asal jadi tapi terlihat jelas dibuat dengan sungguh-sungguh menjadi tampilan karya seni yang mempesona.
Bila saja Pemprov DKI bisa membeli gedung eks bioskop Keramat/Grand Theater yang kini sudah tutup itu untuk dijadikan taman, maka Senen akan menjadi salah satu permata Jakarta yang tak hanya indah tapi juga membahagiakan warga.
Anies mengubah neraka Jakarta menjadi Indah dan mempesona. Butuh akal yang sehat untuk mengakuinya.