Carra Kenang Peran Houllier dalam Proses Sukses Liverpool

Banyak pihak yang menganggap remeh sepak terjang Gerard Houllier di Liverpool.

EPA/LINDSEY PARNABY
Gerard Houllier
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Mantan bek tengah Liverpool, Jamie Carragher, menilai, banyak pihak yang menganggap remeh terhadap sepak terjang Gerard Houllier saat menukangi Liverpool. Padahal, menurut Carragher, pelatih asal Prancis itulah yang menjadi peletak fondasi rajutan kesuksesan the Reds dalam 20 tahun terakhir.

Tidak hanya itu, Houllier juga yang membuka jalan buat the Reds untuk kembali menjadi salah satu klub yang diperhitungkan, tidak hanya di Inggris tapi juga di Eropa. Sempat bertandem dengan Roy Evans dalam menukangi tim utama Liverpool, Houllier akhirnya menjadi pelatih utama tim asal Merseyside itu dari 1998 hingga 2004.

Selama enam tahun menukangi Liverpool, eks pelatih tim junior Prancis itu mempersembahkan satu titel Piala FA, dua trofi Piala Liga Inggris, dan satu titel Piala UEFA.


Selain itu, Houllier juga sempat membawa Liverpool melangkah ke babak perempat final Liga Champions musim 2001/2002. Prestasi terbaik Houllier kala membesut the Reds adalah memboyong tiga gelar sekaligus ke Stadion Anfield pada musim 2000/2001. Pada saat itu, Liverpool sukses menjadi yang terbaik di pentas Piala UEFA, Piala Liga Inggris, dan Piala FA.

Pada Senin (14/12) waktu setempat, Houllier meninggal dunia pada usia 73 tahun. Carragher pun mengenang kedekatannya dengan mantan pelatih timnas Prancis tersebut.

Mantan pemain Liverpool, Jamie Carragher. - (Reuters)


Bersama Michael Owen, Danny Murphy, dan Steven Gerrard, Carragher merupakan pemain-pemain yang mendapatkan kepercayaan dari Houllier untuk tampil secara reguler di tim utama Liverpool. Kepercayaan dari Houllier ini, tutur Caragher, menjadi salah satu pijakan awal buat dirinya dalam membangun karier profesionalnya sebagai pesepak bola.

''Kami tidak akan melupakan apa yang dia lakukan pada kami. Dia sangat berarti buat kami semua. Saat itu, kami adalah pemain yang masih muda dan menyerap begitu banyak informasi. Dia adalah pelatih yang sangat kami hormati. Dia adalah pelatih yang membentuk karier saya. Di mata saya, dia benar-benar legenda sejati,'' ujar Carragher kepada Sky Sports News, Selasa (15/12).

Secara khusus, mantan bek timnas Inggris itu menyebut, pengaruh Houllier tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam rajutan kesuksesan Liverpool dalam dua dekade terakhir. Publik mungkin menilai kesuksesan Liverpool diawali dari keberhasilan Rafael Benitez merengkuh titel Liga Champions pada 2005.

Namun, sebenarnya, tim inti Liverpool pada saat itu sudah terbentuk saat masih ditangani Houllier pada musim sebelumnya dengan Gerrard sebagai pivot di lini tengah. Rafael Benitez memang menjadi pelatih yang ditunjuk menggantikan Houllier pada 2004 silam.

''Saya rasa, prestasi di 2005 merupakan bukti dari apa yang dilakukan Houllier pada awal era 2000-an. Prestasi yang akhirnya terentang dari 2001 hingga 2009 di bawah Gerarrd dan Benitez,'' kata Carragher.

Caragher pun menilai, publik cenderung meremehkan pengaruh dan kerja keras Houllier selama menukangi Liverpool. Padahal, selain keberhasilan membangun tim inti Liverpool, yang meraih kesuksesan pada awal dekade 2000-an, Houllier juga berhasil membawa the Reds ke papan atas. Pasalnya, pada dekade 1990-an, prestasi Liverpool sempat mengalami penurunan.

''Dia datang pada saat klub ini berada dalam posisi sulit. Namun, dia bisa membawa kami kembali meraih trofi pada 2001. Pada saat itu, generasi baru pendukung Liverpool muncul. Dia membuat kami percaya untuk bisa kembali merai trofi dan berada di tempat yang seharusnya. Kemudian, Rafael Benitez muncul dan melanjutkannya. Saya selalu merasa, apa yang dilakukan Houllier hanya dipandang sebelah mata, tapi tidak buat pemain-pemain Liverpool yang pernah ditanganinya,'' ujar Carragher menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler