Malaysia Diprediksi Jadi Pemimpin Fintech Islam Dunia
IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pusat Pendidikan Internasional dalam Keuangan Islam (INCEIF) menyebut Malaysia memiliki potensi menjadi pemimpin dunia dalam hal teknologi keuangan Islam (fintech). Penilaian ini karena Malaysia menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam investasi dan aktivitas fintech.
Sebuah laporan baru berjudul Islamic Fintech in Malaysia: Reality & Outlook mengatakan Malaysia telah menjadi salah satu pasar fintech dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Hampir 200 perusahaan fintech lokal dan asing beroperasi di negara itu per September 2020.
“Mayoritas aktivitas fintech Malaysia terkonsentrasi di dompet dan ruang pembayaran, di mana seluler dan e-commerce telah menghasilkan permintaan nyata dari konsumen dan pedagang yang kurang terlayani. Tren ini juga didukung agenda Bank Negara Malaysia untuk mempercepat transisi negara ke pembayaran elektronik. Dengan demikian mempercepat langkah negara untuk merealisasikan penghematan biaya dan berbagai keuntungan lainnya,” kata INCEIF dalam sebuah pernyataan dilansir di Malay Mail, Selasa (15/12).
INCEIF bekerja sama dengan International Shari’ah Research Academy dan Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC), menyusun laporan yang mengeksplorasi lanskap ekosistem fintech di Malaysia dan potensi negara untuk menjadi pusat fintech Islam global.
“Lingkungan peraturan Malaysia yang kuat, lanskap fintech yang komprehensif, komunitas keuangan Islam yang mendukung, dan komitmen pemerintah memperjuangkan ekonomi Islam telah membuka jalan bagi Malaysia untuk menjadi pusat fintech Islam global," ujar INCEIF.
“Dengan visi dan keuntungan seperti itu, start-up fintech syariah di Malaysia dapat mengamankan prospek pertumbuhan jangka panjang dengan meningkatkan dan melayani ekonomi Islam global, yang terdiri dari hampir 1,8 miliar orang di seluruh dunia,” tambahnya.
Presiden dan chief executive officer (CEO) INCEIF Prof Datuk Mohd Azmi Omar mengatakan fintech Islam memiliki potensi memberikan solusi keuangan yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini secara unik dapat memenuhi kebutuhan keuangan semua segmen masyarakat.
“Dengan kesulitan yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19, mengembangkan fintech syariah sekarang menjadi lebih penting dari sebelumnya, khususnya dalam memenuhi kebutuhan keuangan usaha kecil dan menengah dan komunitas B40,” katanya.
Direktur Eksekutif ISRA Prof Mohamad Akram Laldin mengatakan meskipun fintech syariah masih dalam tahap awal kemajuan. Fintech model ini memiliki potensi pertumbuhan eksponensial yang besar jika ekosistem yang kondusif tercapai.
“Untuk itu, Malaysia memiliki keuntungan besar dalam memimpin industri global di fintech syariah dengan memanfaatkan posisinya sebagai pusat keuangan Islam dan mengintensifkan upayanya dalam solusi keuangan berbasis nilai dan berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu, CEO MDEC Surina Shukri mengklaim perusahaan yang ia bangun menjadi fintech dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Ia juga menyebut telah berkontribusi kepada Malaysia sebagai peringkat ekonomi Islam nomor satu global oleh State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021.
“Dengan semua pencapaian ini, bersama dengan upaya badan-badan seperti kami (MDEC) dalam menumbuhkan ekosistem, kami yakin Malaysia siap menjadi pusat fintech Islami Asean. Ini semakin memperkuat tujuan kami memposisikan negara sebagai jantung digital Asean," katanya.