Arkeolog Temukan Artefak Piramida yang Hilang 100 Tahun

Artefak alat pengukur Piramida Giza awalnya ditemukan pada 1872.

University of Aberdee
Kayu yang digunakan sebagai alat ukur pembangunan Piramida Giza.
Rep: Idealisa Masyrafina Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Arkeolog telah menemukan salah satu artefak penting yang telah hilang lebih dari satu abad. Artefak itu adalah alat ukur bangsa Mesir kuno yang dipakai untuk membangun Piramida Besar. Artefak ditemukan di kotak cerutu di Aberdeen.

Potongan artefak berusia 5.000 tahun itu adalah satu dari tiga benda yang pernah ditemukan dari Piramida Besar Cheops, di Giza dekat Kairo.

Benda ini awalnya ditemukan oleh penjelajah Inggris dan insinyur sipil Waynman Dixon pada tahun 1872. Penemuan ketiga benda tersebut dilaporkan secara luas pada saat itu, dengan surat kabar Inggris, The Graphic, yang memuat cerita tentang penemuan penting pada bulan Desember 1872.

Baca Juga


Ketiga benda ini ditemukan di dalam Kamar Ratu piramida dan dikenal sebagai 'peninggalan Dixon'. Tampaknya ketiga benda tersebut digunakan dalam pembangunan piramida, bukan untuk perabotan atau ornamen.

Dilansir di INews.co.uk, Rabu (16/12) disebutkan bahwa dua di antara tiga benda bersejarah yakni bola dan kail, sekarang disimpan di British Museum. Sedangkan artefak ketiga, yakni pecahan kayu, telah hilang selama lebih dari 100 tahun hingga sekarang.

"Ini mungkin hanya sepotong kecil kayu, yang sekarang menjadi beberapa bagian, tetapi ini sangat signifikan," kata asisten kuratorial Universitas Aberdeen, Abeer Eladany, yang menemukan item tersebut.

Potongan kayu cedar yang hilang telah melahirkan banyak teori tentang tujuannya. Benda ini kemungkinan besar merupakan bagian dari alat pengukuran yang dapat mengungkapkan petunjuk mengenai konstruksi piramida.

"Posisi di mana mereka ditinggalkan menunjukkan bahwa mereka pasti ditinggalkan di sana saat pekerjaan sedang berlangsung, dan pada periode awal pembangunannya," kata artikel tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler