Dipenuhi Pasien OTG, RS Perlu Fasilitas Isolasi Tambahan
Tingkat penularan Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah daerah dengan RS darurat yang daya tampungnya penuh dalam merawat pasien Covid-19 diminta segera menyusun strategi untuk menambah fasilitas isolasi mandiri. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, fasilitas isolasi mandiri tambhan bisa berupa hotel atau gedung yang bisa dialihfungsikan untuk menampung pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG).
"Satgas meminta kepada pemda yang RS daruratnya sudah mulai penuh untuk segera koordinasi dengan BNPB dan TNI terkait perbanyak isolasi mandiri di daerah," kata Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (22/12).
Sejumlah RS darurat dikabarkan mulai kewalahan menampung pasien Covid-19, khususnya yang tanpa gejala. RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran misalnya, tak lagi menerima pasien berstatus OTG sejak Sabtu (19/12) lalu. Alasannya, kapasitas tempat perawatan untuk pasien bergejala sudah mencapai 75 persen. Tempat perawatan pasien bergejala juga telah menggunakan gedung yang seharusnya bagi pasien OTG.
Tingkat penularan Covid-19 di Indonesia memang semakin mengkhawatirkan. Positivity rate atau tingkat positif Covid-19 di Indonesia dalam tiga hari terakhir selalu tembus 20 persen. Pada Selasa (22/12) ini, positivity rate Covid-19 nasional bertengger di 20,62 persen. Artinya, 1 dari 5 orang yang dites hari ini terkonfirmasi positif.
Kendati masih tinggi, angka positivity rate hari ini masih lebih baik ketimbang kemarin. Pada Senin (21/12) positivity rate tercatat 27,66 persen. Sementara pada Ahad (20/12), positivity rate menyentuh 24,21 persen. Tingginya penularan Covid-19 juga terlihat dari angka kasus harian. Sudah lebih dari sepekan terakhir, penambahan kasus selalu di atas 6.000 orang per hari.