Warga Timteng Merasa Hidup Lebih Buruk Sejak Arab Spring

YouGov mengadakan survei di sembilan negara Arab.

unicef
Warga Timteng Merasa Hidup Lebih Buruk Sejak Arab Spring. Para pengungsi Suriah di kamp perbatasan dengan Lebanon sangat menderita di musim dingin.
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui jejak pendapat YouGov, yang dikutip di The Guardian, diketahui mayoritas masyarakat di sembilan negara Arab merasakan ketidaksetaraan hidup dibanding satu dekade lalu, sebelum Kebangkitan Dunia Arab (Arab Spring), era pemberontakan, perang saudara, dan kemajuan yang tidak stabil menuju penentuan nasib dunia Arab.

Baca Juga


Hasil jajak pendapat yang melibatkan 5.275 orang dari berbagai jenis kelamin dan kelompok usia ini, menunjukkan perasaan putus asa dan ketidakadilan yang telah memicu peningkatan pergolakan di Timur Tengah, bahkan terjadinya perang saudara. 

Dari survei itu diketahui, 75 persen koresponden Suriah setuju belakangan ini keadaan lebih buruk daripada sebelum Arab Spring. Pendapat serupa juga diungkapkan 73 persen koresponden Yaman dan 60 persen koresponden Libya. Survei tersebut juga mencakup Mesir dan Tunisia, tempat para penguasa otoriter lama digulingkan pada awal 2011, serta Aljazair, Sudan, dan Irak. 

Kurang dari setengah koresponden yang disurvei di Mesir, Irak dan Aljazair mengatakan keadaan mereka lebih buruk dibandingkan sebelum 2010. Namun, lebih dari seperempat mereka mengatakan mereka hidup lebih baik dibanding dekade sebelumnya. 

Di beberapa negara, generasi muda yang tidak memiliki banyak ingatan tentang kehidupan sebelum revolusi adalah yang paling tidak merasakan perubahan.  Keyakinan bahwa kontrak sosial telah direnggut, dengan segelintir elite diperkaya dengan mengorbankan mayoritas, membantu memicu revolusi di zaman itu. 

Orang-orang menghadiri rapat pemilihan yang diadakan oleh partai National Democratic Rally (RND), Sabtu, 24 Oktober 2020 di Algiers. Aljazair akan memberikan suara pada 1 November untuk rancangan konstitusi baru yang diinginkan oleh Presiden Abdelmadjid Tebboune. - (AP/Fateh Guidoum)

 

 

Jajak pendapat tersebut menunjukkan persepsi semakin dalam sejak 2010, dan ketimpangan jauh lebih buruk. Hampir setengah orang Mesir, negara terpadat di dunia Arab, merasa hak mereka mengekspresikan diri sekarang berkurang dibandingkan dengan di era Hosni Mubarak.

Seperlimanya mengatakan mereka sekarang lebih bebas untuk berbicara dan lebih dari satu dari tiga bersikap ambivalen. Orang Mesir sebenarnya terpecah antara mereka yang mendukung pemberontakan, dan mereka yang menyesali jatuhnya Mubarak dan tahun-tahun penuh gejolak yang menyusul. Dalam pengumpulan pemdapat, YouGov menegaskan semua jawaban responden akan tunduk pada klausul kerahasiaan dan semua tanggapan akan dianonimkan.

 

 

Sumber: https://www.theguardian.com/global-development/2020/dec/17/arab-spring-people-middle-east-poll

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler