Harapan Stimulus AS, Rupiah Berpeluang Menguat
Harapan stimulus dan tercapainya kesepakatan Brexit mendorong penguatan rupiah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan berpotensi menguat seiring dengan harapan cairnya paket stimulus di Amerika Serikat. Pada Senin (28/12) pukul 9.40 WIB, rupiah bergerak menguat 35 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp 14.165 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 14.200 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, harga aset berisiko terlihat positif pagi ini. "Harapan terhadap dirilisnya stimulus fiskal baru Amerika Serikat dan tercapainya kesepakatan Brexit mendorong penguatan harga," ujar Ariston.
Pemberian stimulus fiskal dikabarkan berjumlah 900 miliar dolar AS dan di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah untuk satu tahun hingga September 2021 sebesar 1,4 triliun dolar AS atau akan setara dengan bantuan langsung tunai sebesar 600 dolar AS per orang. Namun paket stimulus tersebut masih tersendat pada persetujuan dari Presiden AS Donald Trump yang ingin menaikkan bantuan langsung tunai 2.000 dolar AS per orang dan 4.000 dolar AS per orang untuk pasangan yang menikah.
"Dari dalam negeri, berita soal meningginya kasus Covid-19 yang bisa memicu pengetatan aktivitas , bisa menahan penguatan rupiah," kata Ariston.
Pada Ahad (27/11) kemarin, terjadi penambahan 6.528 kasus baru dan rasio dari kasus terkonfirmasi per jumlah tes atau positivity rate mencapai 22,2 persen. Saat ini akumulasi kasus Covid-19 berjumlah 713.365 kasus, dengan pasien sembuh sebanyak 583.676 pasien atau 81,8 persen recovery rate.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp 14.100 per dolar AS hingga Rp 14.250 per dolar AS. Pada Rabu (23/12) lalu, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp 14.200 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp 14.205 per dolar AS.