Tutup Tahun, IHSG Terkoreksi 5 Persen Sepanjang 2020

Kondisi indeks saham Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara ASEAN lain.

Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta (ilustrasi). Sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi cukup dalam yang penurunannya diawali sejak Maret 2020.
Rep: Retno Wulandhari Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdagangan bursa saham domestik untuk tahun 2020 telah resmi ditutup. Sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi cukup dalam yang penurunannya diawali sejak Maret lalu. 

Baca Juga


Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Rabu (30/12), IHSG bergerak ke zona negatif dan berakhir di level 5.979. Posisi itu pun membuat IHSG terkoreksi hingga 5,09 persen secara year to date (ytd). Di awal tahun, IHSG sempat menyentuh level 6.325.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengakui pasar modal sepanjang tahun ini kerap dihadapkan berbagai tantangan dalam kondisi Pandemi Covid-19. Namun di akhir 2020, perkembangan pasar mod telah mengarah ke jalur yang positif. 

"Regulator pasar modal mampu beradaptasi secara dinamis dan terus berupaya menjawab kebutuhan pasar, serta kembali mencatatkan sejumlah pencapaian yang mendukung kemajuan pasar modal Indonesia," tutur Inarno, Rabu (30/12).

Menurut Inarno, kondisi indeks saham Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara lainnya se kawasan ASEAN. Thailand saat ini masih terkoreksi 8,32 persen, Filipina turun 8,64 persen dan Singapura anjlok 11,64 persen. 

 

Di ASEAN, bursa saham Indonesia menduduki peringkat ketiga. Urutan pertama diduduki oleh indeks saham Vietnam yang tercatat tumbuh 14,41 persen, lalu di posisi kedua ditempati oleh Malaysia yang tumbuh 2,80 persen. 

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus, mengtakan pelemahan IHSG di akhir tahun ini karena diwarnai oleh aksi ambil untung. Di sisi lain, peningkatan kasus Covid-19 juga masih menekan pergerakan IHSG ke zona positif. 

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi lonjakan kasus akibat libur panjang Natal dan Tahun baru akan terasa di pertengahan bulan Januari 2021. "Hal ini memberikan gambaran bagaimana pandemi masih terjadi sehingga membuat pelaku pasar cemas akan menghambat pemulihan ekonomi dalam negeri," tutur Nico.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler