Kemenkop UKM akan Optimalkan Transformasi Koperasi Modern
Saat ini koperasi cenderung masih berjumlah banyak tapi skalanya kecil
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) akan mengoptimalkan strategi transformasi koperasi modern pada 2021. Hal itu sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peran koperasi.
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi mengatakan, tantangan yang dihadapi sektor koperasi yakni bagaimana koperasi ke depan dapat masuk ke dalam bagian rantai pasok yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Dengan melibatkan kemitraan dalam rantai pasok, profesional, dan koefisien tumbuh tinggi, khususnya pada sektor riil yang memiliki daya ungkit tinggi.
“Koperasi harus menjadi bagian dalam sirkuit ekonomi, dengan model inclusive closed loop melalui kemitraan yang melibatkan UMKM, koperasi, perbankan, dan offtaker. Hal itu terhubung dengan rantai pasok bisnis,” ujar Zabadi lewat keterangan resmi, Rabu (30/12).
Dalam Outlook transformasi koperasi pada 2021, Koperasi diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) per tahunnya hingga mencapai 5,10 sampai 5,50 persen pada 2024. Lalu terbentuknya 100 koperasi baru yang modern dan berbasis digital per tahun hingga mencapai 400 unit pada akhir 2024 sesuai amanat RPJMN 2019 sampai 2024.
KemenKop, kata dia, mendorong transformasi koperasi menjadi semakin modern dari kondisinya sekarang. Sebab saat ini koperasi cenderung masih berjumlah banyak tapi skalanya kecil, berdiri sendiri, dan nilai tambahnya kecil.
“Guna mencapai itu ada enam strategi yang akan kita kembangkan ke depan,” kata Zabadi. Strategi yang dimaksud, pertama dengan mengenalkan model koperasi multipihak sebagai pilihan bagi masyarakat yang ingin berhimpun dalam wadah koperasi untuk mengagregasi kepentingan berdasarkan manfaat yang adil dan wajar bagi setiap kelompok.
Kedua pengembangan koperasi fokus pada koperasi di sektor riil yang memiliki koefisien atau daya ungkit tinggi, utamanya disektor komoditas unggulan seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan pariwisata. Lalu ketiga, mengembangkan bisnis berskema kemitraan saling menguntungkan dari hulu sampai hilir, sehingga keberlangsungan produksi terjaga dan usaha koperasi bersama anggotanya seperti petani, peternak, nelayan dan lainnya, sejahtera dengan sistem inclusive close loop atau rantai pasok terintegrasi.
Keempat, memperluas akses pembiayaan antara lain melalui sindikasi pembiayaan antar koperasi yang sebenarnya memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan. Hanya saja selama ini belum terimplementasikan dengan baik, pembiayaan melalui lembaga keuangan, optimalisasi KUR, serta pemanfaatan dana bergulir LPDB yang saat ini 100 persen ditujukan ke pembiayaan koperasi.
Zabadi menyebutkan, strategi kelima yaitu melalui penggabungan, baik vertikal sesama koperasi maupun horizontal melalui penggabungan unit usaha koperasi, demi memperkuat posisi lembaga dan usaha koperasi. Keenam yaitu digitalisasi dalam pelayanan dan usaha koperasi yang menjadi suatu keharusan untuk dilakukan dalam menghadapi era digital.
Melaluo beberapa strategi tersebut diharapkan peran koperasi akan semakin besar. Terutama dalam memberikan kontribusi PDB dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.