Apa Jadinya Kalau Vaksin Pfizer Cuma Diberikan Satu Dosis?
Dua dosis vaksin Pfizer diperlukan untuk mencapai kemanjuran 95 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para pejabat di Inggris kabarnya sedang mempertimbangkan untuk memberikan hanya satu suntikan untuk membantu mempercepat terciptanya kekebalan. Sebab, satu dosis vaksin virus corona Pfizer/BioNTech dapat memberikan perlindungan 91 persen dari Covid-19.
Vaksin Pfizer perlu diberikan dalam dua dosis per pasien. Jeda pemberiannya antara 21 hingga 28 hari dari dosis pertama. Dua dosis diperlukan untuk mencapai kemanjuran 95 persen.
"Kami telah melakukan sesuatu seperti ini sebelumnya ketika kami memiliki jumlah vaksin flu yang terbatas untuk anak-anak dan jelas jika kami memberi anak satu dosis, kami sebenarnya dapat melindungi dua kali lebih banyak." ujar Prof Salisbury dilansir di The Sun, Rabu (30/12).
“Dengan keadaan saat ini, saya sangat menyarankan Anda untuk menggunakan dosis pertama sebanyak mungkin untuk kelompok berisiko dan setelah Anda melakukan semua itu barulah kembali untuk memberikan dosis kedua," ujarnya.
Sementara itu, Mantan Perdana Menteri Tony Blair telah mendesak pemerintah Inggris untuk memikirkan kembali program vaksinasi. Ia mengatakan, itu harus diubah dan dipercepat secara radikal.
"Kita harus mempertimbangkan untuk menggunakan semua dosis yang tersedia pada bulan Januari sebagai dosis pertama, yaitu, tidak menahan setengah untuk dosis kedua.
Menurutnya, Inggris harus menargetkan untuk menggunakan semuanya pada bulan Februari. Dia mengingatkan bahwa staf kesehatan garis depan dan yang paling rentan harus terus diprioritaskan, tetapi mengatakan bahwa ini tidak boleh menahan vaksinasi orang lain.
Para pejabat juga dilaporkan sedang mempertimbangkan program single shot atau suntikan dosis tunggal untuk kaum muda. Namun, komentar Blair itu dibantah oleh anggota Nervtag Profesor Wendy Barclay.
"Saya pikir masalah dengan itu (saran Blair) adalah bahwa vaksin itu berdasarkan pada pemberian dua dosis, dan kemanjurannya atas dasar itu," kata Prof Barclay kepada Komite Sains dan Teknologi Commons.
"Untuk berubah pada titik itu, orang harus melihat lebih banyak analisis yang keluar dari mungkin data uji klinis." ujar Prof. Barclay.
Dia setuju dengan saran dari anggota komite Partai Buruh, Graham Stringer, bahwa perubahan seperti itu pada kebijakan vaksin yang ditetapkan terlalu berisiko. Sekitar setengah dari semua rumah sakit di Inggris dan dua pertiga dari dokter masih belum menerima pengiriman vaksin Pfizer.