Cara Allah Mendidik Akhlak dan Tubuh Nabi SAW yang Sempurna
Nabi Muhammad SAW merupakan manusia paling mulia di muka bumi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW merupakan manusia paling mulia di muka bumi. Perangainya menjadi teladan, baik dalam hal batin maupun zahir.
Akhlak hingga tubuh Nabi SAW pun menjadi karunia Allah yang paling mulia yang pernah diturunkan ke bumi. Lantas bagaimana Allah menciptakan dan mendidik keduanya?
Dalam kitab Syajarah Al-Kawn Ibnu Arabi yang ditahkik KH Zainul Maarif dijelaskan, Allah mengumpamakan tubuh Nabi Muhammad dengan buih yang mengembang (zabad rabiy) di atas permukaan air jernih. Sebab, Nabi mendidik tubuh lahiriah itu dalam hal makan, minum, menikah, dan berinteraksi dalam tindkan dan kondisi mereka.
Adapun sesuatu yang bermanfaat dari kenabian Rasulullah SAW, yakni kebijaksanaan ilmu, pengetahuan, akhlak, dan syafaatnya yang menetap di bumi. Dijelaskan hikmah penciptaan Nabi Muhammad SAW memang sedemikian rupa.
Nabi diciptakan dari yang lembut dan yang padat, supaya beliau berakhlak dan bersifat mulia. Allah SWT menciptakan Nabi Muhammad dari dua hal yang bertentangan, yakni jasmani dan rohani. Lalu, Allah menjadikan sisi jasmani dan kemanusiaannya untuk berjumpa dengan manusia dalam bentuk yang satu.
Allah kemudian memberi kesempatan kepada manusia untuk berelasi, mengenal, dan mengikuti Nabi Muhammad SAW. Kemudian, Allah memberi manusia lain materi kemanusiaan Nabi Muhammad sehingga Nabi Muhammad bersama mereka.