Okupansi Hotel Cianjur Saat Libur Tahun Baru Hanya 30 Persen
IHRAM.CO.ID,CIANJUR -- Selama libur panjang Natal dan Tahun Baru, tingkat okupansi hotel di Cianjur, Jawa Barat, tidak lebih dari 30 persen, menurun tajam dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya yang mencapai 90 persen dari seribuan kamar yang ada di kawasan Puncak-Cipanas.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja mengatakan sebagian besar pengelola hotel yang menjadi anggotanya, merugi karena tidak dapat menutupi biaya operasional meski sudah menyiasati tidak semua karyawan yang masuk selama libur panjang tersebut.
"Minimal tingkat kunjungan 40 persen, pengelola masih dapat menutupi biaya operasional. Namun tahun ini, turunnya drastis 60 persen dibandingkan tahun lalu, sehingga banyak pengelola yang merugi karena tidak dapat menutup biaya operasional," katanya saat dihubungi Senin (4/1).
Kebijakan pemerintah menjelang libur Natal dan Tahun Baru dengan mewajibkan pendatang membawa surat keterangan rapid antigen, membuat okupansi hotel sejak tanggal 24 hingga 3 Januari hanya mencapai 30 persen. Sebagian besar mereka yang datang merupakan wisatawan yang lolos dari pemeriksaan petugas.
Pendatang atau wisatawan diwajibkan mengantongi surat keterangan rapid antigen, agar dapat berlibur di kawasan Cianjur, menjadi penyebab rendahnya okupansi hotel selama libur panjang natal tahun baru, meski pengelola dapat menjamin penerapan ptorokol kesehatan ketat diberlakukan.
"Harapan kami kebijakan yang diberlakukan pemerintah, seharusnya juga memperhatikan dampaknya terhadap perekonomian terutama jasa pariwisata. Kami mempersilahkan pemerintah menindak kalau ada hotel yang tidak menerapkan protokol kesehatan, namun pemerintah harus bijak dalam mengambil keputusan," katanya.
Sementara rendahnya tingkat kunjungan selama libur natal dan tahun baru, dibenarkan Manager Markom Le Eminance Hotel Rizki Sutrisna. Selama libur Natal dan Tahun Baru, tingkat hunian hanya mencapai 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang nyris mencapai 100 persen.
"Minimnya tingkat kunjungan yang hanya mencapai 30 persen, hanya dapat untuk menutupi operasional. Berbagai promosi sudah kita lakukan termasuk potongan harga, namun tidak dapat mendongrak angka kunjungan karena berbagai pembatasan," katanya.