ESDM Setujui Insentif untuk Blok Mahakam
Pertamina meminta insentif tambahan split untuk meningkatkan eksplorasi Mahakam.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan sudah mensetujui insetif yang akan diberikan untuk pengembangan Blok Mahakam. Insentif yang diminta Pertamina adalah tambahan split, agar Pertamina bisa meningkatkan eksplorasi untuk menambah produksi Blok Mahakam.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif mengatakan ia telah memberikan beberapa insentif kepada Pertamina Hulu Mahakam (PHM) seperti investment credit, depresiasi yang dipersingkat serta pembebasan biaya Barang Milik Negara (BMN).
“Kalau dari sisi kami (Kementerian ESDM) itu sudah berikan, ada beberapa misalnya BMN, depresiasi dan tambahan investment credit,” ungkap Arifin, Ahad (10/1).
Dia berharap dengan insentif ini maka bisa memperbaiki kinerja produksi migas Blok Mahakam yang masih tetap menjadi salah satu andalan kontributor produksi baik minyak maupun gas nasional. “Kami harapkan produksi meningkat dan kemudian bagian pemerintah bisa meningkat,” ujar Arifin.
Selain insentif tersebut, Arifin mengatakan perlu melakukan komunikasi kepada Kementerian Keuangan. Ia mengatakan tengah berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk memberikan insentif tanbahan terhadap pengelolaan Blok Mahakam. Hal ini dilakukan agar berbagai investasi yang direncanakan bisa sesuai keekonomian dan segera dieksekusi.
“Masalahnya adalah hal-hal lain yang terkait dengan kementerian lain, Kementerian Keuangan, akan kami harmonisasikan,” kata Arifin.
Tambahan insentif merupakan bagian dari program Massive Depletion Plan (MDP). Berdasarkan data SKK Migas Ada tiga MDP yang diusulkan oleh kontraktor mengandung cadangan yang siap diproduksikan mencapai 450 juta barel setara minyak yang berasal dari dua lapangan. Total tambahan cadangan untuk minyak dari dua lapangan tersebut sebesar 138 juta barel minyak menjadi 178 juta minyak, padahal tadinya hanya 40 juta barel.
Selain minyak, ada pula tambahan cadangan gas mencapai 1,7 Triliun Cubic Feet (TCF) menjadi 2,4 TCF padahal sebelumnya hanya 0,682 TCF.
Taufik Adityawarman, Direktur Pengembangan dan Produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, sebelumnya menyebutkan blok yang sudah diusulkan ke pemerintah antara lain Blok Mahakam dan Sanga Sanga. Lalu ada Blok East Kalimantan, Offshore North West Java (ONWJ), dan Offshore Southeast Sumatra (OSES) yang juga sedang dikaji untuk mendapatkan split tambahan.
“Tentunya dengan keekonomian yang lebih baik, akan memaksimalkan monetisasi potensi-potensi yang ada di blok migas tersebut, meningkatkan cadangan dan produksi ke depannya,” kata Taufik.