Penyelam TNI Fokus Cari Kotak Hitam di Dua Titik

Titik itu sudah ditandai sejak semalam oleh KRI Rigel.

ANTARA/M Risyal Hidayat
Penyelam TNI Fokus Cari Kotak Hitam di Dua Titik. Sejumlah prajurit TNI AL melakukan pencarian korban dan puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada hari ketiga di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) sekitar pukul 14.40 WIB di ketinggian 10 ribu kaki tersebut membawa enam awak dan 56 penumpang.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid menyatakan tim penyelam TNI AL fokus mencari kotak hitam Sriwijaya Air SJ-182 pada dua titik yang sudah dipetakan KRI Rigel-933.

Baca Juga


"Titik itu sudah kita tandai sejak semalam oleh KRI Rigel, hari ini sudah dilakukan penyelaman," kata Rasyid dari KRI Rigel-933 di Perairan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Senin (11/1).

Rasyid menjelaskan tim penyelam yang bertugas, terdiri dari 14 orang dari Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Marinir, 13 orang dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska), 17 orang dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada, dan 13 orang dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka).

Tim penyelam juga diperkuat dengan penggunaan Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dikendalikan dari KRI Rigel-933. "Hari ini kita dapat sinyal cukup jelas dari kotak hitam Sriwijaya Air. Semoga secepatnya bisa kita dapatkan," kata Rasyid.

 

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13 ribu kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

 

Keberadaan pesawat itu tengah dalam investigasi dan pencarian oleh Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Koordinasi langsung dilakukan dengan berbagai pihak, baik Kepolisian, TNI maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler