4 Gejala Covid-19 Jadi Penanda Imunitas Penyintas Tahan Lama
Covid-19 memengaruhi tiap orang dengan cara yang berbeda, gejalanya pun berbeda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi telah mengaitkan gejala Covid-19 dengan kekebalan yang mungkin dikembangkan penyintas infeksi virus mematikan tersebut. Menurut para peneliti, mengalami gejala spesifik selama perjalanan penyakit bisa menjadi tanda kalau seseorang lebih mungkin memiliki kekebalan tubuh yang tahan lama dan kuat terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19.
Dilansir laman Times Now News, Rabu (13/1), penelitian yang dilakukan oleh University of Wisconsin, Amerika Serikat itu menjelaskan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi terhadap virus corona tipe baru tersebut dibandingkan orang yang tidak dirawat di rumah sakit. Berikut empat gejala Covid-19 yang dapat mengindikasikan Anda memiliki kekebalan yang lebih tahan lama:
1. Demam
Demam adalah salah satu gejala Covid-19 yang paling umum. Dalam beberapa kasus, orang yang positif Covid-19 mengalami gejala yang lebih parah seperti demam tinggi, batuk parah, dan sesak napas.
Menurut penelitian baru, demam tinggi bisa menjadi tanda bahwa respons kekebalan Anda menghasilkan antibodi tingkat tinggi. Demam adalah tanda dari respons inflamasi sistemik.
"Demam menunjukkan bahwa respons terhadap inflamasi mungkin menjadi kunci untuk mengembangkan respons antibodi anti-SARS-CoV-2 yang kuat,” kata salah satu penulis penelitian tersebut.
2. Kehilangan nafsu makan
Virus penyebab Covid-19 memengaruhi tiap orang dengan cara yang berbeda. Banyak orang yang tertular Covid-19 mengalami kehilangan nafsu makan, kehilangan penciuman, dan lain-lain. Penulis penelitian menunjukkan bahwa kehilangan nafsu makan sejalan dengan demam sebagai tanda 'respons inflamasi sistemik', yang menunjukkan respons imun utama terjadi di tubuh.
3. Diare
Beberapa orang yang kena Covid-19 mengalami diare bersamaan dengan gejala gastrointestinal lainnya, seperti muntah dan mual. Meskipun gejala gastrointestinal berkorelasi dengan perjalanan penyakit yang lebih parah, para peneliti 'tidak melihat peningkatan diare' pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Gejala ternyata juga muncul pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, namun memiliki respons antibodi yang lebih tinggi. Para peneliti mengatakan, gejala diare selama Covid-19 dapat berarti kalau virus bekerja untuk meningkatkan respons antibodi tubuh dengan mengaktifkan sel-sel inflamasi di seluruh usus.
4. Keram perut
Nyeri perut telah dilihat sebagai tanda umum komplikasi gastrointestinal yang terkait dengan Covid-19. Namun, penulis penelitian mengamati bahwa pasien Covid-19 yang sampai sakit perut memiliki lebih banyak antibodi dan kekebalan yang lebih tahan lama daripada mereka yang tidak mengalaminya.
Namun, penulis penelitian memperingatkan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyimpulkan hubungan antara gejala ini dan kekebalan terhadap Covid-19. Untuk penelitian ini, para peneliti menganalisis tes darah dari 113 pasien yang terinfeksi Covid-19 lima pekan setelah sembuh dan tiga bulan kemudian dari awal sakit.