3 Perkara yang Pernah Membuat Nabi Muhammad Menangis
Nabi Muhammad SAW pernah menangsi layaknya manusia biasa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW sebagaimana manusia biasa, pernah meneteskan air mata. Hal ini termasuk dalam sifatnya yang jaiz, atau boleh sebagai manusia
Ada beberapa perkara yang membuat Rasulullah SAW menangis. Sebagaimana dijelaskan dalam laman Mawdoo, pertama, kehilangan keluarga tercinta. Misalnya, Rasulullah menangis saat putrinya, Ummu Kultsum, jatuh sakit.
Penyakit tersebut bertambah parah hingga Ummu Kultsum merasa ajalnya sudah dekat. Dia pun tetap di tempat tidurnya dengan terus berzikir mengingat Allah SWT.
Lalu esok paginya, Ummu Ayyasy, masuk ke ruangan Ummu Kultsum dan melihat putri Nabi SAW itu sedang dalam sakaratul maut. Kemudian Nabi Muhammad SAW datang dan melihat kondisi putrinya di saat-saat terakhir.
Ketika itulah air mata Nabi SAW menetes dari matanya. Dan saat itu pula Ummu Kultsum berpulang. Rasulullah SAW menangis hingga membuat orang-orang di sekitarnya turut menangis.
Kedua, kehilangan sahabat tercinta. Nabi Muhammad SAW menangis karena para sahabatnya yang meninggal sebagai syuhada. Rasulullah meratapi sahabat-sahabatnya yang menjadi martir dalam Pertempuran Uhud, termasuk pamannya Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasulullah menangis karena merasa kehilangannya dan sangat sedih.
Ketiga, Rasulullah SAW menangis untuk umatnya. Abdullah bin Amr bin Ash RA berkata, "Nabi SAW membaca ayat Allah SWT tentang Nabi Ibrahim (QS Ibrahim ayat 36):
رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ ۖ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي 'Ya Tuhanku, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak manusia, maka siapa yang mengikutiku, orang itu termasuk golonganku'.
Lalu Nabi SAW membaca ayat tentang Nabi Isa (QS Al-Maidah ayat 118):
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 'Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau. Jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana'. Kemudian Nabi SAW mengangkat kedua tangannya, dan berkata:
اللَّهُمَّ أُمَّتي أُمَّتِي، وبَكَى، فقالَ اللَّهُ عزَّ وجلَّ: يا جِبْرِيلُ اذْهَبْ إلى مُحَمَّدٍ، ورَبُّكَ أعْلَمُ، فَسَلْهُ ما يُبْكِيكَ؟ فأتاهُ جِبْرِيلُ عليه الصَّلاةُ والسَّلامُ، فَسَأَلَهُ فأخْبَرَهُ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ بما قالَ، وهو أعْلَمُ، فقالَ اللَّهُ: يا جِبْرِيلُ، اذْهَبْ إلى مُحَمَّدٍ، فَقُلْ: إنَّا سَنُرْضِيكَ في أُمَّتِكَ، ولا نَسُوءُكَ
'Umatku, umatku'. Beliau menangis. Maka Allah SWT berfirman, 'Wahai Jibril, temui Muhammad, dan Tuhanmu lebih mengetahui, tanyakan kepadanya, apa yang membuatnya menangis'?
Maka Jibril mendatanginya dan menanyakannya. Rasulullah SAW memberitahukan apa yang dia ucapkan. Maka Allah berfirman, 'Wahai Jibril, temuilah Muhamad dan katakan, 'Kami akan membuatmu ridha dalam masalah umatmu dan kami tidak akan menyakitimu'." (HR Muslim No 202)