6 Ciri Mukmin yang Bahagia yang Diabadikan Surat Al-Mukminun

Terdapat ciri-ciri mukmin yang bahagia sebagaimana disebutkan Alquran

Republika/Putra M. Akbar
Terdapat ciri-ciri mukmin yang bahagia sebagaimana disebutkan Alquran Berdoa. Ilustrasi
Rep: Imas Damayanti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Allah SWT membuka surat Al-Mukminun dengan pujian, yakni dengan memuji mereka yang disebut mukmin. Mereka yang dipuji sejatinya mendapatkan kebahagiaan yang paling hakiki di sisi Allah.


Mereka disebutkan sebagai seorang yang menang, sukses, dan berbahagia. Allah SWT berfirman dalam Alquran surat Al-Mukminun ayat 1:

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ  “Qad aflahal-mukminun.” Yang artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,”. Siapakah mereka? Yaitu yang memiliki enam sifat yang menuju kesuksesan. Di mana di dalamnya, manusia dapat meniru akhlak mereka agar selamat dari siksa neraka.

Dilansir di Mawdoo, Kamis (14/1), ciri-ciri orang Mukmin yang berbahagia pertama adalah mereka yang khusyuk di dalam sholat. Ini adalah kriteria paling awal yang disebutkan Allah di dalam surat Al-Mukminun. Allah berfirman: 

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ “Qad aflahal-mukminun alladzina hum fi sholatihim khaasyiun.” Yang artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya.”

Dijelaskan bahwa, sikap khusyuk yang ditekankan oleh agama dalam sholat dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Serta menghadirkan nuansa hati atas kebesaran Allah SWT. Sehingga dengan kekhusyukan itu, manusia dapat meresapi makna betapa kecil dan tidak berdayanya diri di hadapan Allah SWT.

Kedua, menahan diri dari obrolan yang tak berguna. Orang-orang mukmin selalu jujur dalam berkata-kata, mereka juga tidak berkata-kata kecuali perkataan yang baik, perkataannya pun biasanya akan dapat menghasilkan faedah bagi dirinya dan sekelilingnya. Dalam ayat ke-3 surat Al-Mukminun, Allah berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ “Walladzina hum anil-laghwi mu’ridhuna.” Yang artinya: “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna,”.

Sebab mereka menghindari perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat, mereka juga selamat dari ancaman fitnah dan juga kejahatan dari banyaknya perkataan.  

Ketiga, menunaikan zakat. Ciri-ciri orang mukmin juga mereka selalu menunaikan zakat, menyisihkan hartanya untuk berbagai jenis zakat yang sesuai dengan perolehan hartanya.

وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ "Walladzina hum lizzakaati fa'iluna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat."

Keempat, menghindari zina. Allah SWT berfirman dalam ayat ke-5 surat Al-Mukminun:

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ “Walladzinahum lifurujihim haafizhun.” Yang artinya: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,”.

Yang bermakna, menjauhkan diri, menahan diri, dari zina. Seorang Mukmin hanya menyalurkan hasrat seksualnya terhadap yang halal saja baginya, seperti suami ke istri, dan sebaliknya.

Kelima, mukmin yang amanah dan menjaga hak. Baik hak dirinya maupun hak orang lain. Seorang yang Mukmin juga mereka yang selalu menjaga amanah apabila ia dipercaya diberikan amanah tersebut.

وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ "Walladzina hum li amanatihim wa ahdihim ra'una. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya."

Keenam, sedangkan ciri-ciri Mukmin yang berbahagia adalah mereka yang mampu menjaga sholatnya dengan baik.

Yang mana dalam hal ini, seorang Mukmin ialah mereka yang apabila tiba waktu sholat maka ia akan menyegerakan diri untuk bergegas mendirikan sholat. Tidak lalai, tidak mengundurkan diri, apalagi sengaja meninggalkan sholat. Allah SWT berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ “Walladzina hum ala sholatihim yuhaafizhun.”  Yang artinya: “Dan orang-orang yang memelihara sholatnya,”. Orang Mukmin senantiasa tekun menjalankan sholat di waktu-waktu yang telah disesuaikan. Lengkap dengan tata cara yang baik dan benar sesuai dengan yang dianjurkan syariat.

 

Mereka konsisten mendirikan sholat diiringi dengan keikhlasan beribadah. Tak hanya konsisten, mereka juga memperhatikan aspek-aspek wajib dan juga sunah dalam sholat yang disyariatkan agama.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler