Pengangguran AS Melonjak Hingga 965 Ribu Orang

Pemutusan hubungan kerja tak dapat dihindari, satu dari 6 usaha kecil gulung tikar.

ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Jumlah orang yang mencari bantuan pengangguran melonjak di Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu menjadi 965 ribu orang. Data yang diterbitkan Departemen Tenaga Kerja AS pada pekan lalu tersebut menjadi level tertinggi sejak akhir Agustus 2020 dan menunjukkan kondisi pandemi saat ini meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Rep: Rahayu Subekti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jumlah orang yang mencari bantuan pengangguran melonjak di Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu menjadi 965 ribu orang. Data yang diterbitkan Departemen Tenaga Kerja AS pada pekan lalu tersebut menjadi level tertinggi sejak akhir Agustus 2020 dan menunjukkan kondisi pandemi saat ini meningkatkan pemutusan hubungan kerja (PHK).


Melihat data tersebut, banyak analis khawatir dengan adanya jutaan orang Amerika masih menganggur. Bahkan sebanyak satu dari enam perusahaan kecil gulung tikar. “Kami memperkirakan, klaim akan tetap tinggi dengan risiko level yang kembali meningkat pada pekan lalu,” kata Ekonom Oxford Economics Nancy Vanden Houten dikutip dari AP News, Kamis (14/1).

Banyak ekonom mengatakan setelah vaksin Covid-19 didistribusikan lebih luas, pemulihan juga harusnya bisa terjadi lebih meningkat lagi. Khususnya pemulihan pada semester II 2021.

Sebelum pandemi, pendaftaran mingguan pencari bantuan pengangguran biasanya berjumlah sekitar 225 ribu. Pada akhirnya jumlah tersebut meningkat hampir tujuh juta orang pada musim semi lalu.

Tingkat pemutusan hubungan kerja yang tinggi bertepatan dengan ekonomi yang goyah karena banyak masyarakat yang menghindari untuk bepergian, berbelanja, dan makan di luar dalam menghadapi pandemi Covid-19. Lebih dari 4.300 kematian juga dilaporkan pada Selasa (12/1) hingga penutupan restoran dan bar di California, New York, dan negara bagian lain yang kemungkinan besar telah melakukan PHK.

Hanya saja, beberapa negara bagian dan kota menolak penutupan. Sebagian dari mereka karena takut akan konsekuensi ekonomi namun hal tersebut justru meningkatkan risiko infeksi Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler