BPS: Ekspor Bulan Lalu Tertinggi Sejak Desember 2013

Kinerja ekspor pada bulan lalu mencapai 16,54 miliar dolar AS.

ANTARA/Aditya Pradana Putra
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor bulanan pada Desember 2020 mencatatkan rekor tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Pemulihan beberapa mitra dagang, seperti Amerika Serikat (AS), menyebabkan adanya peningkatan permintaan dan nilai komoditas ekspor Indonesia.
Rep: Adinda Pryanka Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor bulanan pada Desember 2020 mencatatkan rekor tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Pemulihan beberapa mitra dagang, seperti Amerika Serikat (AS), menyebabkan adanya peningkatan permintaan dan nilai komoditas ekspor Indonesia.

Baca Juga


Dalam rilis terbarunya, BPS menyebutkan, kinerja ekspor pada bulan lalu mencapai 16,54 miliar dolar AS. Nilai itu naik 8,39 persen dibandingkan November 2020 yang sebesar 15,26 miliar dolar AS. Dibandingkan Desember 2019 yang sebesar 14,43 miliar dolar AS, ekspor bulan lalu juga mencatatkan pertumbuhan 14,63 persen.

Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, nilai ekspor bulanan pada Desember 2020 itu merupakan yang tertinggi sejak Desember 2013. "Pada waktu itu, nilainya 16,97 miliar dolar AS," katanya dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (15/1).

Kinerja ekspor yang positif ini menjadi faktor utama neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu mencatatkan surplus 2,1 miliar dolar AS.

Pertumbuhan ekspor terutama terjadi pada industri pengolahan yang memberikan kontribusi 78,10 persen terhadap total ekspor bulan lalu. Kenaikannya adalah 6,79 persen dibandingkan November 2020 dan 19,14 persen dibandingkan Desember 2019.

Berdasarkan negara, peningkatan terbesar ekspor nonmigas terutama untuk pengiriman ke AS. Kenaikannya mencapai 265,9 juta dolar AS dibandingkan November 2020. Salah satu komoditas dengan kontribusi besar adalah pakaian dan aksesorisnya dalam bentuk rajutan yang mengalami peningkatan 59,9 juta dolar AS.

Selain itu, pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan serta lemak dan minyak hewan nabati juga mencatatkan kenaikan masing-masing 42,7 juta dolar AS dan 31,5 juta dolar AS.

 

Dari sisi nilai, mesin dan perlengkapan elektrik menjadi komoditas yang mencatatkan kenaikan ekspor paling signifikan. Pertumbuhannya 12,70 persen dibandingkan November 2020, menjadi 977 juta dolar AS pada Desember.

Sementara itu, dari sisi volume, kendaraan dan bagiannya mengalami kenaikan ekspor tertinggi. Pertumbuhannya 32,97 persen, menjadi 107,1 ribu ton dari 80,5 ribu ton pada November 2020.

Suhariyanto menekankan, perbaikan kinerja ekspor ke depannya akan sangat tergantung pada penanganan kesehatan di Indonesia maupun negara tujuan utama. Vaksinasi diharapkan dapat memperbaiki krisis kesehatan saat ini yang bisa mendorong pemulihan kegiatan perekonomian, sehingga ekspor meningkat.

 

"Dengan naiknya permintaan berbagai komoditas dari negara tujuan utama, juga peningkatan harga komoditas dan penanganan kesehatan di banyak negara, kita harap ekspor ke depan lebih menggembirakan," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler