Intelijen Mesir, Yordania, Palestina Bertemu Bahas Joe Biden
Palestina mengalami banyak kemunduran saat pemerintahan Donald Trump.
REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas dilaporkan telah melakukan pertemuan dengan kepala intelijen Mesir dan Yordania di Ramallah, Ahad (17/1) waktu setempat. Kepala Badan Intelijen Palestina Majed Faraj juga menghadiri pertemuan.
Pertemuan tersebut terjadi setelah Abbas mengumumkan tentang pemilihan presiden, parlemen dan Dewan Nasional tahun ini. Menurut kantor berita WAFA, kunjungan kedua kepala intelijen itu dalam rangka koordinasi berkelanjutan antara Palestina dan tetangga Arab mereka dalam persiapan keterlibatan dengan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) di bawah Joe Biden.
"Kami telah memutuskan untuk melanjutkan kontak kami dengan Washington," kata seroang pejabat PA yang tidak menyebutkan jati dirinya dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (19/1).
"Kami optimistis dengan pemerintahan AS yang baru. Kami berkoordinasi penuh dengan saudara-saudara Arab kami," ujarnya menambahkan.
Saat berada di Ramallah, Kepala Badan Intelijen Umum Mesir, Abbas Kamel, menyampaikan pesan dari Presiden Abdel Fattah Al-Sisi yang menegaskan sikap negara yang tidak dapat diubah tentang perlunya mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina. Palestina mengalami banyak kemunduran di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump yang akan berakhir dan telah mengeluh tentang posisinya yang pro-Israel.
Pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota bersatu Israel dan pemindahan Kedutaan Besar AS ke kota itu bertentangan dengan hukum internasional. Selain itu, rencana perdamaian Timur Tengahnya yang kontroversial memberi lampu hijau kepada Israel untuk mencaplok wilayah Tepi Barat yang diduduki, termasuk permukiman ilegal.