Meteorit di Jerman Miliki Karbonat Tertua di Tata Surya

Karbonat terbentuk 2 juta tahun setelah pembentukan benda padat pertama di Tata Surya

WIKI/WIRED
Salah satu meteorit jtuh. ilustrasi
Rep: Rizky Suryarandika Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah meteorit yang jatuh di utara Jerman pada tahun 2019 mengandung karbonat yang termasuk yang tertua di tata surya. Meteorit itu juga membuktikan keberadaan air paling awal di planet kecil.

Temuan diperoleh lewat Probe Ion resolusi tinggi - instrumen penelitian di Institut Ilmu Bumi di Universitas Heidelberg. Investigasi oleh Kelompok Riset Kosmokimia yang dipimpin oleh Prof.Dr Mario Trieloff adalah bagian dari studi konsorsium yang dikoordinasikan oleh Universitas Münster dengan ilmuwan yang berpartisipasi dari Eropa, Australia dan Amerika Serikat.

Karbonat adalah batuan yang ada di mana-mana di Bumi. Batuan dapat ditemukan di pegunungan Dolomites, tebing kapur di pulau Rügen, dan di terumbu karang di lautan. Mereka menghilangkan sejumlah besar gas rumah kaca CO2 dari atmosfer, membuatnya relevan dengan iklim.

Berbeda dengan Bumi saat ini, tidak ada batuan karbonat selama pembentukan bumi purba, ketika planet mengalami terik panas. Meteorit yang jatuh ke Bumi pada September 2019, dijuluki sebagai meteorit Flensburg sesuai tempat ditemukannya. Meteorit itu diklasifikasikan sebagai kondrit berkarbon yang merupakan bentuk meteorit yang sangat tidak biasa dan langka.

Menurut Prof.Dr Addi Bischoff dan Dr Markus Patzek dari Universitas Münster, temuan ini cukup unik.

"Pada masa awal Tata Surya, batuan tersebut secara luas terpapar cairan berair dan karenanya membentuk silikat dan karbonat yang mengandung air," tulis hasil penelitian mereka dilansir dari Science daily pada Jumat (22/1).

Baca Juga


Para peneliti dari Institute for Planetology memandang meteorit itu sebagai blok yang mungkin telah mengirimkan air ke planet Bumi. Meteorit Flensburg diberi tanggal di Universitas Heidelberg menggunakan probe ion.

"Pengukuran seperti itu luar biasa sulit dan menantang, karena butiran karbonat dalam batuan sangat kecil. Selanjutnya, pengukuran isotop harus sangat tepat, diambil dalam rentang yang sangat sempit dengan diameter hanya beberapa mikrometer - lebih tipis dari rambut manusia," kaya  Thomas Ludwig dari Institut Ilmu Bumi.

Metode penanggalan didasarkan pada laju peluruhan isotop yang terjadi secara alami - peluruhan radionuklida 53Mn berumur pendek, yang masih aktif di awal Tata Surya.

"Dengan menggunakan metode ini, penentuan usia paling tepat sejauh ini menunjukkan bahwa asteroid induk meteorit Flensburg dan karbonat terbentuk hanya tiga juta tahun setelah pembentukan benda padat pertama di Tata Surya," jelas Prof. Trieloff.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler